MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas
Mata Kuliah Manajemen Sistem Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Dr. Hendi
Suhensraya M. M.Pd.
Disusun
Oleh :
Aas
Hasby Ash-Shiddiqie
NIS.
4103810317101
SEKOLAH
PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Pembahasan
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
lesson study
3
B. Ciri-ciri
dan Manfaat lesson study
7
C. Tahapan
lesson
11
D. Mengatasi Kendala dalam lesson study
18
E. Kekurangan dan Kelebihan lesson study
18
F. Implementasi lesson study dalam Pembelajaran y
15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
23
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Lesson
Study telah dipilih dan diterapkan di beberapa negara maju
seperti Jepang dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan, teknik, atau
metode yang dapat diandalkan dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran. Ternyata pendekatan ini dapat meningkatkan kompetensi dan
keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Mengingat manfaat pendekatan ini yang demikian bagus, maka sebagai salah satu
alternatif untuk memperbaiki mutu pendidikan di negeri ini kita perlu juga berupaya,
memikirkan, dan mencoba mengadopsinya pada sekolah yang ada.
Sejak kurang lebih 20 tahun lalu, Jepang telah
mengembangkan suatu cara sistematis yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kebiasaan tersebut tergambar sebagai berikut. Seorang
guru yang mempunyai inovasi pembelajaran, seperti strategi, metode, media, atau
sumber belajar yang baru, akan ”membuka” kelasnya, mengundang beberapa guru
lain (sejawat) untuk menyampaikan idenya. Beberapa guru tersebut selanjutnya
mengembangkan persiapan pembelajaran yang baik untuk mengimplementasi ide guru
tersebut. Selanjutnya guru tersebut melaksanakan pembelajaran berdasarkan
rencana pembelajaran yang telah dikembangkan, sementara guru yang lain
mengamati proses pembelajaran. Segera setelah kelas berakhir, sekelompok guru
tersebut berdikusi terkait praktik pembelajaran yang telah dilakukan dan mereka
amati. Diskusi dimaksudkan untuk menemukan sisi lebih dan kurang sebagai dasar
untuk mengembangkan pembelajaran berikutnya.
Apa yang dilakukan sekelompok guru tersebut adalah
proses lesson study. Apa yang dimaksud dengan lesson study? Pada
makalah ini akan diuraikan mengenai pengertian lesson study, manfaat
yang bisa diperoleh, langkah-langkah lesson study, dan sebagainya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Pengertian lesson study?
2.
Apa Ciri-ciri
dan Manfaat lesson study?
3.
Bagaimana Tahapan lesson study?
4.
Bagaimana
Mengatasi Kendala dalam lesson study?
5.
Apa Kekurangan
dan Kelebihan lesson study?
6.
Bagaimana Implementasi lesson study dalam Pembelajaran ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memahami Pengertian lesson study.
2.
Mengetahui Ciri-ciri dan Manfaat lesson
study.
3.
Mengetahui
Tahapan lesson study.
4.
Mengetahui
Kendala dalam lesson study.
5.
Menegetahui
Kekurangan dan Kelebihan lesson study.
6. Mengetahui Implementasi lesson study dalam pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lesson
Study
Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan
langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan,
melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta
melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut untuk
bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama
pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi
bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di
kelas.
Lesson Study merupakan terjemahan dari bahasa
Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson
= pembelajaran) dan kenkyuu (research
= penelitian atau study = kajian). Lesson
study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou
kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran
tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002)
mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan
guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati
(observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, dia menyatakan,
bahwa Lesson study adalah suatu
proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif,
percermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang
memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. Lesson Study merupakan terjemahan dari bahasa
Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson
= pembelajaran) dan kenkyuu (research
= penelitian atau study = kajian). Lesson
study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou
kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. pada hakikatnya merupakan
aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam
pendidikan.
Berikut pengertian Lesson Study menurut beberapa para ahli :
1.
Slamet Mulyana (2007).
Memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu
model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Terkait dengan penyelenggaraan Lesson Study, Slamet Mulyana
(2007) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study,
yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Lesson Study berbasis sekolah
dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah
yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran
dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih
ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan
pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru
mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran
pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah,
kabupaten atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.
2.
Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what
could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe,
and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a
complex process, supported by collaborative goal setting, careful data
collection on student learning, and protocols that enable productive discussion
of difficult issues”.
Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula
tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya
berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
a) Tujuan bersama untuk jangka panjang.
Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru
tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang
dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan
akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan
belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan
kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
b) Materi pelajaran yang penting.
Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran
yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta
sangat sulit untuk dipelajari siswa.
c) Studi tentang siswa secara cermat.
Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah
pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan
minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok
kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal
lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian
tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana
lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
atau pengawas sekolah.
d) pembelajaran secara langsung.
Observasi langsung
boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai
kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup
dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson
Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati
proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data
yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh,
bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau
rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai
pengganti.
Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang,
Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif
bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru
untuk dapat:
(1) Memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang
akan dibelajarkan kepada siswa,
(2) Memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk
kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah
persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta
kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan,
(3) Mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran
melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson
Study),
(4) Belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat
menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa,
(5) Mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan
pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
(6) Membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru
bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang
pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan
(7) Mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me),
dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang
perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
3.
Bill
Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki
4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk :
a)
Memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar.
b)
Memperoleh
hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar
peserta Lesson Study.
c)
Meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
d)
Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang
guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
B. Ciri-ciri dan Manfaat Lesson Study
Menurut Catherine Lewis (2004) dalam Rusman
2011, ciri-ciri utama dari Lesson
Study berdasarkan hasil observasi
beberapa sekolah di Jepang adalah sebagai berikut.
1.
Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson Study didahului adanya kesepakatan dari para guru
tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang
dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan
akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan
belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan
kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
2.
Materi pelajaran yang penting. Lesson Study memfokuskan pada
materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam
pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3.
Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling
utama dari Lesson Study adalah pengembangan
dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya apakah siswa menunjukkan minat
dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil,
bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya
yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak
lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya
dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau
pengawas sekolah.
4.
Observasi pembelajaran secara
langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan
pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara
melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau hanya melihat dari
tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung.
Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses
pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail
sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja
digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Adapun manfaat Lesson Study menurut Lewis
(2002) dalam Santyasa 2009 adalah sebagai berikut:
1.
Lesson
Study Memungkinkan Guru
Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, dan Bidang
Studi.
Lesson Study tidak hanya
memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok bahasan
saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan bahkan
bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka panjang.
Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik Lesson Study, guru sering (a)
menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar, (b) memilih topik
yang bagi guru sulit mengajarkannya, (c) memilih subjek terkini, misalnya aspek
kebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran, (d) memusatkan
perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap
pembelajaran lainnya (misalnya bahasa dan matematika).
2.
Lesson
Study Memungkinkan Guru Mengkaji
dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang Dapat Dikembangkan.
Melalui Lesson Study, guru dapat mengkaji
dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik, misalnya guru mampu menghasilkan
produk buku. Buku-buku tersebut memuat tujuan jangka panjang yang ingin
dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan pembelajaran dan
rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi mengenai
kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru
lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain
tidak hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka
sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka
lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.
3.
Lesson
Study Memungkinkan Guru
Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang Diajarkan.
Lesson Study juga memperdalam
pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan Lesson Study, guru dapat
mengidentifikasi dan mengorganisasi informa siapa yang mereka perlukan untuk
memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian dalam Lesson Study. Melalui Lesson Study guru secara
bersama-sama berkesempatan untuk memikirkan pengetahuan yang dianggap penting,
apa saja yang belum mereka ketahui mengenai hal itu, dan berusaha mencari
informasi yang mereka perlukan untuk membelajarkan siswa.
4.
Lesson
Study Memungkinkan Guru
Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang Akan Dicapai Yang
Berkaitan dengan Siswa.
Lesson Study dapat memberi
kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang ingin
dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki siswa
saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru
sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa
itu adalah dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang
dimaksud, misalnya sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan
cara berpikir dalam menikmati sains.
5.
Lesson
Study Memungkinkan Guru Merancang
Pembelajaran Secara Kolaboratif.
Lesson Study memberi kesempatan
kepada guru secara kolaboratif merancang pembelajaran. Menurut Lewis (2002),
rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10 pembelajaran yang diteliti setiap
tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas kolaboratif sangat menguntungkan.
Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk memikirkan
pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya dengan pengalaman yang
dilakukan oleh guru yang lain. Melalui Lesson Study guru dapat saling membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared
knowledge.
6.
Lesson
Study Memungkinkan Guru Mengkaji
Secara Cermat Cara dan Proses Belajar Serta Tingkah Laku Siswa.
Lesson Study memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan proses
belajar serta aktivitas siswa. Fokus Lesson
Study hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran
melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut
bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan
kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas Lesson Study sesungguhnya bukan
menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam Lesson Study, guru perlu mencari
bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang. Berdasarkan data
yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui tanggapan siswa.
Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan, adalah:
bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya? Apakah siswa
tertarik untuk belajar? Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya? Secara
singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu
dikumpulkan,yaitu hasil belajar akademis, motivasi dan persepsi, tingkah laku
sosial, sikap terhadap belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses
pembelajaran.
7.
Lesson
Study Memungkinkan Guru
Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya
Lesson Study dapat memberi peluang
kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan pedagogis secara optimal. Hal ini
disebabkan karena melalui Lesson
Study guru secara terus menerus berupaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan
untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus memikirkan
bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam
pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana
menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan
bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan refleksi
diri.
8.
Lesson
Study Memungkinkan Guru Melihat
Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan Tanggapan Para Kolega.
Lesson Study memberi kesempatan
kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri melalui respon siswa dan
tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega menjadi “cermin” bagi
guru yang melaksanakan Lesson
Study. Kolega dapat membantu guru mencatat kegiatan diskusi
dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat tangan, atau mencatat
pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana Lesson Study dapat pula memita
kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada
interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan
menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa
mengalami pembelajaran yang efektif.
C.
Tahapan Lesson Study
Berkenaan dengan tahapan-tahapan
dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat :
1. Menurut Wikipedia (2007)
bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan
menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA).
a)
Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru
yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun
RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan
diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan
siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya,
sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan
solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang
didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai
dengan tahap akhir pembelajaran.
b)
Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan
yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas
permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2)
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau
komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala
sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat/observer).
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1. Guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2. Siswa
diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan
natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya
program Lesson Study.
3. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu
jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4. Pengamat
melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan
ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5. Pengamat
harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
mengevalusi guru.
6. Pengamat
dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo
digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan
kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7. Pengamat
melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat
mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi
pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan
pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
c)
Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan
ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti
seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta
lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya
mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang
telah disusun.
Selanjutnya,
semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan
terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya,
pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil
pengamatan, tidak berdasarkan
opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat
dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau
peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun
memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
d)
Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil
refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan
penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran
indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran
individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat
diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para
guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan
proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran
manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson
Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang
berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya
secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan
hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson
Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami
oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala
sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.
2.
Sementara itu, Slamet Mulyana (2007)
mengemukakan tiga tahapan dalamLesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan);
(2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See)
a.
Plan (perencanaan pembelajaran)
Setelah sebelumnya melakukan telaah kurikulum serta merumuskan tujuan
pembelajaran dan tujuan pengembangan siswa, langkah awal dalam rangkaian lesson
study adalah merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam wujud
perangkat pembelajaran, termasuk di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa praktikan,
dosen pembimbing lapangan, dan guru pamong.
b.
Do (pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran)
Langkah ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas
berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan
ini dilakukan oleh salah seorang dari mahasiswa praktikan yang terlibat dalam
kegiatan perencanaan pembelajaran tersebut.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran, dilakukan pula pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut. Pengamatan ini dilakukan oleh
mahasiswa praktikan dalam satu bidang studi yang sama, guru pamong, dan dosen
pembimbing lapangan. Pengamatan dapat pula melibatkan mahasiswa/guru dalam
bidang studi serumpun maupun bidang studi lain. Pada saat melakukan pengamatan
(see), perhatian difokuskan
kepada perilaku siswa di kelas (bukan pada aktivitas mengajar guru).
c.
See
(refleksi pembelajaran)
Setelah melaksanakan pembelajaran dan mengamatinya, seluruh pihak yang
terlibat dalam aktivitas pengamatan melakukan refleksi untuk mendiskusikan
pembelajaran yang dikaji tersebut dan menyempurkannya, serta merencanakan
pembelajaran berikutnya. Dalam tahap refleksi ini, pembahasan tidak dimaksudkan untuk mengomentari aktivitas guru ketika
melaksanakan pembelajaran, melainkan lebih diarahkan pada hasil pengamatan
terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran di kelas. Dengan
demikian tidak ada komentar terhadap perilaku guru ketika mengajar, namun diharapkan berdasarkan refleksi pengamat terhadap perilaku siswa tersebut,
guru model akan dapat merefleksi dirinya sendiri.
Hasil maksimal akan diperoleh apabila ketiga tahap di atas
dilaksanakan secara utuh dan berkesinambungan. Melalui kegiatan lesson study
ini kelemahan guru model pada setiap tahap pembelajaran yang dilaksanakan dapat
diperbaiki dan disempurnakan.
Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin-La Crosse mengetengahkan enam
tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
1)
Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan
pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
2)
Develop Student
Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
3)
Plan the Research
Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai
tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
4)
Gather Evidence of
Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran,
sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari
pembelajaran siswa.
5)
Analyze Evidence of
Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam
pencapaian tujuan belajar siswa
6)
Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari
tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan
tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Adapun langkah riil lesson study
dipaparkan sebagai berikut.
1.
Menyusun
jadwal lesson study
Komponen jadwal
meliputi waktu pelaksanaan, guru model (dapat disampaikan dalam bentuk kode),
kelas yang menjadi sasaran pelaksanaan lesson study, serta individu yang
akan menjadi pengamat (mahasiswa praktikan, dosen pembimbing, dan guru pamong).
Pengamatan dapat dilakukan pula oleh guru atau mahasiswa praktikan dari bidang
studi yang lain. Jadwal disusun berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa praktikan,
dosen pembimbing lapangan, dan guru pamong. Diupayakan lesson study dapat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2.
Merencanakan
dan menyusun perangkat pembelajaran (plan)
Perangkat
pembelajaran yang disiapkan di sini meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), bahan ajar, media
pembelajaran/alat peraga, dan alat
evaluasi. Perangkat
pembelajaran disiapkan oleh mahasiswa praktikan secara berkelompok (serumpun).
Selanjutnya, hasil perencanaan ini dikonsultasikan kepada guru pamong dan dosen
pembimbing. Konsultasi seyogyanya dilakukan
berkali-kali sampai diperoleh perangkat yang layak.
3.
Menyiapkan
format-format, deskripsi tugas, serta tata tertib yang diperlukan pada kegiatan
lesson study
Format yang
disiapkan meliputi format pengamatan, daftar hadir pengamat, angket untuk siswa, tata
tertib pelaksanaan. Format ini
disusun untuk mendokumentasikan segala kegiatan lesson study sehingga
dapat dilakukan refleksi yang akurat. Bahkan, akan lebih baik apabila posisi
siswa dan pengamat dalam kelas saat pelaksanaan lesson study juga
disiapkan sedemikian rupa pada tahap.
4.
Mengikuti
kegiatan do
Kegiatan do
yang dimaksud di sini adalah aktivitas guru model (dalam hal ini diperankan
oleh salah seorang mahasiswa praktikan) dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan perencanaan (Plan).
Dalam kegiatan ini observer mengamati
pelaksanaan pembelajarannya. Yang berperan sebagai observer
adalah mahasiswa praktikan (dari bidang studi yang sama maupun bidang studi
lain), dosen pembimbing, dan guru pamong. Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan format
pengamatan yang telah disiapkan, dengan
memperhatikan tata tertib yang
ada.
5.
Mengikuti
kegiatan see
Kegiatan ini merupakan
kegiatan diskusi formal yang membahas hasil pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran oleh guru pengajar. Diskusi ini dipimpin oleh seorang moderator
dan dibantu oleh notulis. Refleksi yang diawali dengan memberikan kesempatan
guru model untuk menyampaikan perasaannya sebelum, saat, dan setelah mengajar
ini, dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya bagi guru
model, sekaligus sebagai refleksi diri bagi pengamat. Fokus diskusi diarahkan
pada perilaku siswa, Bukan ‘Mengadili’ Guru Model.
6.
Mengarsipkan
semua hasil kegiatan
Pengarsipan
dilakukan sendiri oleh setiap
guru model dalam satu
portofolio.
Komponen portofolio yang diarsipkan meliputi (1) berita acara pelaksaan lesson
study (2) RPP dan
perangkat pembelajaran lainnya, (3) lembar pengamatan dari seluruh pengamat, (4) perolehan
skor siswa selama pelaksaan lesson study, (5) notulen hasil diskusi, serta (6) foto kegiatan pelaksanaan Lesson
Study. Berkas portofolio tersebut kemudian diserahkan kepada UPT PPL setelah mendapat persetujuan
dosen
pembimbing lapangan atau guru pamong.
D.
Mengatasi
Kendala dalam Lesson Study
Berbagai kendala yang mungkin
dihadapi ketika mengimplementasikan lesson study di antaranya
adalah adanya persepsi yang keliru tentang lesson study, penyusunan
jadwal, pendanaan, setting kelas, dan pendokumentasian. Untuk menghindari
adanya kesalahan persepsi tentang lesson study, pada tahap perencanaan
perlu diadakan penyamaan persepsi antar anggota kelompok bahwa lesson study
lebih dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan bukan untuk
menilai guru. Menyusun jadwal, baik untuk pertemuan
koordinasi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan lesson study itu sendiri,
maupun untuk melaksanakan refleksi dan menyusun temuan, yang melibatkan 4 – 6
guru, tidaklah mudah. Itulah sebabnya pelibatan kepala sekolah sejak awal
perencanaan lesson study sangat penting. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena
perannya sebagai decision maker di sekolah. tidak hanya untuk mendapatkan kemudahan dalam pengaturan jadwal, tetapi
juga diharapkan kepala sekolah memberikan dukungannya dalam bentuk pendanaan
untuk pelaksanaan setiap kegiatan dalam lesson study. Kesepakatan
tentang jadwal, pendanaan, dan “aturan main” dari awal akan menghindari masalah
yang tidak diinginkan.
E.
Kekurangan dan Kelebihan lesson study
Kelebihan lesson
study : dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar;
memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya,
di luar peserta lesson study; meningkatkan pembelajaran secara sistematis
melalui inkuiri kolaboratif.
Membangun sebuah pengetahuan
pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya adalah :
a.
Mengurangi
keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pembelajaran.
b.
Meningkatkan
akuntabilitas kinerja guru.
c.
Membantu guru
untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.
d.
Memperdalam
pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam
kurikulum.
e.
Membantu guru
memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.
f.
Menciptakan
terjadinya pertukaran pengetahuan para guru tentang pemahaman berpikir dan
belajar siswa.
g.
Meningkatkan
kolaborasi pada sesama guru.
Kekurangan
lesson study : Beberapa Kekurangan Dalam Pelaksanaan Lesson Study :
a. Belum
berawal dari permasalahan pembelajaran yang dialami siswa, dan masih berkutat
pada bagaimana mengajarkan suatu materi ajar.
b. Belum
berfokus pada pemecahan masalah pembelajaran atau penerapan ide pembelajaran
yang mengacu pada pencapaian kompetensi pada aspek kognitif pada level tinggi
dan aspek afektif.
c. Kelemahan dalam observasi dan refleksi.
d. Para
observer banyak bicara antar observer yang mengganggu konsentrasi belajar
siswa.
e. Kemampuan
dan ketrampilan observer dalam mengamati aspek-aspek pada aktivitas belajar
siswa (misalnya : konsentrasi, motivasi, kepuasan, interaksi belajar) masih
perlu ditingkatkan.
f.
Dalam kegiatan refleksi, kebanyakan observer
menyampaikan kekurangan-kekurangan guru dan kurang menyampaikan bagaimana
aktivitas siswa, dan tidak menyampaikan langkahlangkah berikutnya.
F.
Implementasi
Lesson Study dalam Pembelajaran
Lesson Study dapat meningkatkan
profesinalisme guru, maka pelaksanaan Lesson Study secara
berkesinambungan diyakini dapat meningkatkan praktik-praktik pembelajaran
sehari-hari. Peningkatan praktik-praktik pembelajaran akan bermuara pada
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Menurut Santyasa (2009)
dalam praktik pembelajaran secara operasional Lesson Study dapat dilaksanakan
melalui enam tahapan yaitu:
1. Membentuk kelompok Lesson Study
Pada
tahapan pertama ini, ada empat langkah kegiatan yang dapat dilakukan, sebagai
berikut.
a.
Merekrut anggota kelompok dari guru, dosen, pejabat pendidikan,
dan pemerhati pendidikan.
b.
Membuat komitmen untuk menyediakan waktu khusus guna mewujudkan
atau mengimplementasikan LS.
c.
Menyusun jadwal pertemuan tertentu mengingat pertemuan sangat
sering dan beragam.
d.
Menyetujui aturan main kelompok, antara lain bagaimana cara
mengambil keputusan kelompok, bagaimana membagi tanggung jawab antaranggota
kelompok, penggunaan waktu, dan bagaimana menyampaikan saran, termasuk
bagaimana menetapkan siapa yang menjadi fasilitator diskusi.
2.
Memfokuskan Lesson Study
a.
Menyepakati tema penelitian untuk Lesson Study. Tema penelitian
dipilih dengan memperhatikan tiga hal. Pertama, bagaimana kualitas aktual para
siswa saat sekarang. Kedua, apa kualitas ideal para siswa yang diinginkan di
masa mendatang. Ketiga, adakah kesenjangan antara kualitas ideal dan kualitas
aktual para siswa yang menjadi sasaran Lesson Study.
b.
Memilih mata pelajaran untuk Lesson Study. Sebagai panduan
memilih mata pelajaran dapat menggunakan pertanyaan berikut. Pertama, mata
pelajaran apa yang paling sulit bagi siswa. Kedua, mata pelajaran apa yang
paling sulit diajarkan oleh guru. Ketiga, mata pelajaran apa yang ada pada
kurikulum baru yang ingin dikuasai dan dipahami oleh guru.
c.
Memilih topik (unit) dan pelajaran (lesson). Topik
yang dipilih sebaiknya adalah topik yang selalu sulit bagi siswa atau tidak
disukai siswa, topik yang sulit diajarkan atau tidak disukai guru, atau topik
yang baru dalam kurikulum. Setelah topik dipilih selanjutnya menetapkan tujuan
topik tersebut. Berdasarkan tujuan topik ini ditetapkan beberapa pelajaran yang
akan menunjang tercapainya tujuan topik tersebut.
3.
Merencanakan research lesson
Dalam
merencanakan suatu RL, dilaksanakan tiga langkah kegiatan sebagai berikut.
a.
Mengkaji pelajaran-pelajaran yang sedang berlangsung atau yang sudah
ada.
b.
Mengembangkan suatu rencana untuk memandu belajar. Rencana untuk
memandu siswa belajar akan memandu pelaksanaan pembelajaran, pengamatan, dan
diskusi tentang RL serta mengungkap temuan yang muncul selama LS berlangsung.
c.
Mengundang pakar dari luar (bila memungkinkan). Pakar bisa dari
guru, dosen, atau peneliti yang memiliki pengetahuan tentang bidang studi dan
atau bagaimana membelajarkannya.
4.
Membelajarkan dengan mengamati research lesson
RL yang telah direncanakan sudah dapat diimplementasikan dan
diamati. Salah satu guru yang telah disepakati ditunjuk untuk membelajarkan
pelajaran (lesson) yang sudah ditetapkan, sedangkan anggota kelompok
lain sebagai pengamat. Pengamat berbagi tugas dan tugas utamanya adalah hanya
untuk mempelajari pembelajaran yang berlangsung, bukan membantu siswa. Untuk
mendokumentasikan research lesson dapat dilakukan dengan menggunakn audiotape,
vediotape, handycam, kamera, karya siswa, dan catatan observasi
naratif.
5.
Mendiskusikan dan menganalisis research lesson
RL yang sudah diimplementasikan perlu didiskusikan dan
dianalisis. Diskusi dan analisis diharapkan memuat hal-hal sebagai berikut:
refleksi instruktur, latar belakang anggota kelompok Lesson study, presentasi dan diskusi tentang data dari RL.
6.
Merefleksikan Lesson study dan merencanakan
tahapan berikutnya
Dalam merefleksikan Lesson study perlu dipikirkan
tentang apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa
yang masih perlu diperbaiki. Selanjutnya perlu juga dipikirkan apa yang harus dilakukan
kelompok Lesson study.
Terkait dengan penyelenggaraan Lesson study, Mulyana (2007) dalam
Sudrajat (2009) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson study, yaitu Lesson study berbasis sekolah dan Lesson study berbasis MGMP. Lesson study berbasis sekolah
dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah
yang bersangkutan dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran
dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih
ditingkatkan. Sedangkan Lesson study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman
kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat
dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih diperluas
lagi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lesson
study merupakan alternatif pembinaan profesi guru melalui
aktivitas-aktivitas kolaboratif dan berkelanjutan. Prinsip kolaborasi akan
memfasilitasi para guru untuk membangun komunitas belajar yang efektif dan
efesien, sedangkan prinsip berkelanjutan akan memberi peluang bagi guru untuk
menjadi masyarakat belajar sepanjang hayat. Dua hal ini sangat penting bagi
guru dalam menjalankan perannya sebagai sosok panutan dan yang dipercaya oleh
siswa di sekolah.
Lesson
study merupakan salah satu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar.
Ciri-ciri dari Lesson study yaitu adanya: (a)
tujuan bersama untuk jangka panjang; (b) materi pelajaran yang penting; (c)
studi tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi pembelajaran secara
langsung. Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat
mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari
anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan
mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson study.
Penyelenggaraan LS dapat
dilakukan dalam dua tipe: (a) LS berbasis sekolah; dan (a) LS berbasis
MGMP. Lesson study dilaksanakan
berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan);
(b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act).
Lesson study juga
dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan
perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) see.
B.
Saran
Begitu
amat pentingnya Lesson Study dalam peningkatan mutu pendidikan
khususnya di Indonesia, penulis menyarankan supaya kegiatan Lesson Study dapat
terus dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Putu Ashintya Widhiartha. Lesson Study: Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan NonFormal.
Surabaya: Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
(BPPNFI) Regional IV Surabaya, 2008.
Rusman. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Slamet
Mulyana. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat,
2007.
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College
Lesson Study. Lesson Study Project. online: http
://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm, 3 Desember
2018.
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the
United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm, 3 Desember 2018.
Santyasa, I Wayan. 2009. “Implementasi
Lesson Study dalam Pembelajaran”. Makalah disajikan dalam Seminar Implementasi
Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah
Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Nusa Penida, 24 Januari 2009. http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/IMPLEMENTASI_LESSON_STUDY.pdf, diakses 3 Desember 2018.
Sudrajat, Akhmad. 2008. “Lesson Study untuk Meningkatkan
Proses dan Hasil Pembelajaran”. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-pembelajaran/, diakses 3 Desember 2018.
Suri, Hairus.
2008. “Lesson Study: 3 Tahapan Lesson Study”. http://pembelajaran
guru.wordpress.com/2008/05/24/lesson-study-%E2%80%93-3-tahapan-lesson-study/, diakses 3 Desember 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar