Sabtu, 06 April 2019

Lesson Study

Makalah Lesson Study


MAKALAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Manajemen Sistem Pembelajaran



Dosen Pengampu :
Dr. Hendi Suhensraya M. M.Pd.




Disusun Oleh :
Aas Hasby Ash-Shiddiqie
NIS. 4103810317101


SEKOLAH PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2018
 





DAFTAR ISI


DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian lesson study 3
B. Ciri-ciri dan Manfaat lesson study 7
C. Tahapan lesson 11
D. Mengatasi Kendala dalam lesson study 18
E. Kekurangan dan Kelebihan lesson study 18
F. Implementasi lesson study dalam Pembelajaran y 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 23
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Lesson Study telah dipilih dan diterapkan di beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan, teknik, atau metode yang dapat diandalkan dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Ternyata pendekatan ini dapat meningkatkan kompetensi dan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Mengingat manfaat pendekatan ini yang demikian bagus, maka sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki mutu pendidikan di negeri ini kita perlu juga berupaya, memikirkan, dan mencoba mengadopsinya pada sekolah yang ada.
Sejak kurang lebih 20 tahun lalu, Jepang telah mengembangkan suatu cara sistematis yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kebiasaan tersebut tergambar sebagai berikut. Seorang guru yang mempunyai inovasi pembelajaran, seperti strategi, metode, media, atau sumber belajar yang baru, akan ”membuka” kelasnya, mengundang beberapa guru lain (sejawat) untuk menyampaikan idenya. Beberapa guru tersebut selanjutnya mengembangkan persiapan pembelajaran yang baik untuk mengimplementasi ide guru tersebut. Selanjutnya guru tersebut melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dikembangkan, sementara guru yang lain mengamati proses pembelajaran. Segera setelah kelas berakhir, sekelompok guru tersebut berdikusi terkait praktik pembelajaran yang telah dilakukan dan mereka amati. Diskusi dimaksudkan untuk menemukan sisi lebih dan kurang sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran berikutnya.
Apa yang dilakukan sekelompok guru tersebut adalah proses lesson study. Apa yang dimaksud dengan lesson study? Pada makalah ini akan diuraikan mengenai pengertian lesson study, manfaat yang bisa diperoleh, langkah-langkah lesson study, dan sebagainya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian lesson study?
2.      Apa Ciri-ciri dan Manfaat lesson study?
3.      Bagaimana Tahapan lesson study?
4.      Bagaimana Mengatasi Kendala dalam lesson study?
5.      Apa Kekurangan dan Kelebihan lesson study?
6.      Bagaimana Implementasi lesson study dalam Pembelajaran ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Memahami Pengertian lesson study.
2.      Mengetahui Ciri-ciri dan Manfaat lesson study.
3.      Mengetahui Tahapan lesson study.
4.      Mengetahui Kendala dalam lesson study.
5.      Menegetahui Kekurangan dan Kelebihan lesson study.
6.      Mengetahui Implementasi lesson study dalam pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Lesson Study
Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas.
Lesson Study merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah suatu proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, percermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. Lesson Study merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan.
Berikut pengertian Lesson Study menurut beberapa para ahli :
1.      Slamet Mulyana (2007).
Memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Terkait dengan penyelenggaraan Lesson Study, Slamet Mulyana (2007) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.
2.      Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”.

Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
a)      Tujuan bersama untuk jangka panjang
Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
b)      Materi pelajaran yang penting.
Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
c)      Studi tentang siswa secara cermat.
Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
d)      pembelajaran secara langsung. 
Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat:
(1)    Memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa,
(2)    Memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan,
(3)    Mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study),
(4)    Belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa,
(5)    Mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
(6)    Membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan
(7)    Mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
3.      Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk :
a)      Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar.
b)      Memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study.
c)      Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
d)      Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.


B.     Ciri-ciri dan Manfaat Lesson Study
Menurut Catherine Lewis (2004) dalam Rusman 2011, ciri-ciri utama dari Lesson Study berdasarkan hasil observasi beberapa sekolah di Jepang adalah sebagai berikut.
1.      Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson Study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
2.      Materi pelajaran yang penting. Lesson Study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3.      Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
4.      Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Adapun manfaat Lesson Study menurut Lewis (2002) dalam Santyasa 2009 adalah sebagai berikut:
1.      Lesson Study Memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, dan Bidang Studi.
Lesson Study tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik Lesson Study, guru sering (a) menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar, (b) memilih topik yang bagi guru sulit mengajarkannya, (c) memilih subjek terkini, misalnya aspek kebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran, (d) memusatkan perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya (misalnya bahasa dan matematika).
2.      Lesson Study Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang Dapat Dikembangkan.
Melalui Lesson Study, guru dapat mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik, misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.
3.      Lesson Study Memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang Diajarkan.
Lesson Study juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan Lesson Study, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informa siapa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian dalam Lesson Study. Melalui Lesson Study guru secara bersama-sama berkesempatan untuk memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk membelajarkan siswa.
4.      Lesson Study Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa.
Lesson Study dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam menikmati sains.

5.      Lesson Study Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif.
Lesson Study memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10 pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui Lesson Study guru dapat saling membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.
6.      Lesson Study Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan Proses Belajar Serta Tingkah Laku Siswa.
Lesson Study memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus Lesson Study hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas Lesson Study sesungguhnya bukan menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam Lesson Study, guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan, adalah: bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya? Apakah siswa tertarik untuk belajar? Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya? Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu dikumpulkan,yaitu hasil belajar akademis, motivasi dan persepsi, tingkah laku sosial, sikap terhadap belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.
7.      Lesson Study Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya
Lesson Study dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui Lesson Study guru secara terus menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan refleksi diri.
8.      Lesson Study Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan Tanggapan Para Kolega.
Lesson Study memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan Lesson Study. Kolega dapat membantu guru mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana Lesson Study dapat pula memita kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami pembelajaran yang efektif.



C.    Tahapan Lesson Study
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat :
1.      Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA).
a)      Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
b)     Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1.      Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2.      Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3.      Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4.      Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5.      Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6.      Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7.      Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
c)      Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
d)     Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.
2.      Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalamLesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See)
a.      Plan (perencanaan pembelajaran)
Setelah sebelumnya melakukan telaah kurikulum serta merumuskan tujuan pembelajaran dan tujuan pengembangan siswa, langkah awal dalam rangkaian lesson study adalah merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam wujud perangkat pembelajaran, termasuk di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa praktikan, dosen pembimbing lapangan, dan guru pamong.
b.      Do (pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran)
Langkah ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh salah seorang dari mahasiswa praktikan yang terlibat dalam kegiatan perencanaan pembelajaran tersebut.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran, dilakukan pula pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut. Pengamatan ini dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam satu bidang studi yang sama, guru pamong, dan dosen pembimbing lapangan. Pengamatan dapat pula melibatkan mahasiswa/guru dalam bidang studi serumpun maupun bidang studi lain. Pada saat melakukan pengamatan (see), perhatian difokuskan kepada perilaku siswa di kelas (bukan pada aktivitas mengajar guru).
c.       See (refleksi pembelajaran)
Setelah melaksanakan pembelajaran dan mengamatinya, seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas pengamatan melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut dan menyempurkannya, serta merencanakan pembelajaran berikutnya. Dalam tahap refleksi ini, pembahasan tidak dimaksudkan untuk mengomentari aktivitas guru ketika melaksanakan pembelajaran, melainkan lebih diarahkan pada hasil pengamatan terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian tidak ada komentar terhadap perilaku guru ketika mengajar, namun diharapkan berdasarkan refleksi pengamat terhadap perilaku siswa tersebut, guru model akan dapat merefleksi dirinya sendiri.
Hasil maksimal akan diperoleh apabila ketiga tahap di atas dilaksanakan secara utuh dan berkesinambungan. Melalui kegiatan lesson study ini kelemahan guru model pada setiap tahap pembelajaran yang dilaksanakan dapat diperbaiki dan disempurnakan. 
Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin-La Crosse mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
1)      Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
2)      Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
3)      Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
4)      Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
5)      Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
6)      Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Adapun langkah riil lesson study dipaparkan sebagai berikut.
1.      Menyusun jadwal lesson study
Komponen jadwal meliputi waktu pelaksanaan, guru model (dapat disampaikan dalam bentuk kode), kelas yang menjadi sasaran pelaksanaan lesson study, serta individu yang akan menjadi pengamat (mahasiswa praktikan, dosen pembimbing, dan guru pamong). Pengamatan dapat dilakukan pula oleh guru atau mahasiswa praktikan dari bidang studi yang lain. Jadwal disusun berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa praktikan, dosen pembimbing lapangan, dan guru pamong. Diupayakan lesson study dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2.      Merencanakan dan menyusun perangkat pembelajaran (plan)
Perangkat pembelajaran yang disiapkan di sini meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran/alat peraga, dan alat evaluasi. Perangkat pembelajaran disiapkan oleh mahasiswa praktikan secara berkelompok (serumpun). Selanjutnya, hasil perencanaan ini dikonsultasikan kepada guru pamong dan dosen pembimbing. Konsultasi seyogyanya dilakukan berkali-kali sampai diperoleh perangkat yang layak.
3.      Menyiapkan format-format, deskripsi tugas, serta tata tertib yang diperlukan pada kegiatan lesson study
Format yang disiapkan meliputi format pengamatan, daftar hadir pengamat, angket untuk siswa, tata tertib pelaksanaan. Format ini disusun untuk mendokumentasikan segala kegiatan lesson study sehingga dapat dilakukan refleksi yang akurat. Bahkan, akan lebih baik apabila posisi siswa dan pengamat dalam kelas saat pelaksanaan lesson study juga disiapkan sedemikian rupa pada tahap.
4.      Mengikuti kegiatan do
Kegiatan do yang dimaksud di sini adalah aktivitas guru model (dalam hal ini diperankan oleh salah seorang mahasiswa praktikan) dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan (Plan).
Dalam kegiatan ini observer mengamati pelaksanaan pembelajarannya. Yang berperan sebagai observer adalah mahasiswa praktikan (dari bidang studi yang sama maupun bidang studi lain), dosen pembimbing, dan guru pamong. Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan format pengamatan yang telah disiapkan, dengan memperhatikan tata tertib yang ada.
5.      Mengikuti kegiatan see
Kegiatan ini merupakan kegiatan diskusi formal yang membahas hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru pengajar. Diskusi ini dipimpin oleh seorang moderator dan dibantu oleh notulis. Refleksi yang diawali dengan memberikan kesempatan guru model untuk menyampaikan perasaannya sebelum, saat, dan setelah mengajar ini, dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya bagi guru model, sekaligus sebagai refleksi diri bagi pengamat. Fokus diskusi diarahkan pada perilaku siswa, Bukan ‘Mengadili’ Guru Model.
6.      Mengarsipkan semua hasil kegiatan
Pengarsipan dilakukan sendiri oleh setiap guru model dalam satu portofolio. Komponen portofolio yang diarsipkan meliputi (1) berita acara pelaksaan lesson study  (2) RPP dan perangkat pembelajaran lainnya, (3) lembar pengamatan dari seluruh pengamat, (4) perolehan skor siswa selama pelaksaan lesson study, (5) notulen hasil diskusi, serta (6) foto kegiatan pelaksanaan Lesson Study. Berkas portofolio tersebut kemudian diserahkan kepada UPT PPL setelah mendapat persetujuan dosen pembimbing lapangan atau guru pamong.



D.    Mengatasi Kendala dalam Lesson Study
Berbagai kendala yang mungkin dihadapi ketika mengimplementasikan lesson study di antaranya adalah adanya persepsi yang keliru tentang lesson study, penyusunan jadwal, pendanaan, setting kelas, dan pendokumentasian. Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi tentang lesson study, pada tahap perencanaan perlu diadakan penyamaan persepsi antar anggota kelompok bahwa lesson study lebih dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan bukan untuk menilai guru. Menyusun jadwal, baik untuk pertemuan koordinasi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan lesson study itu sendiri, maupun untuk melaksanakan refleksi dan menyusun temuan, yang melibatkan 4 – 6 guru, tidaklah mudah. Itulah sebabnya pelibatan kepala sekolah sejak awal perencanaan lesson study sangat penting. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah. tidak hanya untuk mendapatkan kemudahan dalam pengaturan jadwal, tetapi juga diharapkan kepala sekolah memberikan dukungannya dalam bentuk pendanaan untuk pelaksanaan setiap kegiatan dalam lesson study. Kesepakatan tentang jadwal, pendanaan, dan “aturan main” dari awal akan menghindari masalah yang tidak diinginkan.

E.     Kekurangan dan Kelebihan lesson study
Kelebihan lesson study : dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta lesson study; meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya adalah :
a.       Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pembelajaran.
b.      Meningkatkan akuntabilitas kinerja guru.
c.       Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.
d.      Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum.
e.       Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.
f.        Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan para guru tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa.
g.      Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
Kekurangan lesson study : Beberapa Kekurangan Dalam Pelaksanaan Lesson Study :
a.       Belum berawal dari permasalahan pembelajaran yang dialami siswa, dan masih berkutat pada bagaimana mengajarkan suatu materi ajar.
b.      Belum berfokus pada pemecahan masalah pembelajaran atau penerapan ide pembelajaran yang mengacu pada pencapaian kompetensi pada aspek kognitif pada level tinggi dan aspek afektif.
c.       Kelemahan dalam observasi dan refleksi.
d.      Para observer banyak bicara antar observer yang mengganggu konsentrasi belajar siswa.
e.       Kemampuan dan ketrampilan observer dalam mengamati aspek-aspek pada aktivitas belajar siswa (misalnya : konsentrasi, motivasi, kepuasan, interaksi belajar) masih perlu ditingkatkan.
f.        Dalam kegiatan refleksi, kebanyakan observer menyampaikan kekurangan-kekurangan guru dan kurang menyampaikan bagaimana aktivitas siswa, dan tidak menyampaikan langkahlangkah berikutnya.

F.     Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran
Lesson Study dapat meningkatkan profesinalisme guru, maka pelaksanaan Lesson Study secara berkesinambungan diyakini dapat meningkatkan praktik-praktik pembelajaran sehari-hari. Peningkatan praktik-praktik pembelajaran akan bermuara pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Menurut Santyasa (2009) dalam praktik pembelajaran secara operasional Lesson Study dapat dilaksanakan melalui enam tahapan yaitu:
1.      Membentuk kelompok Lesson Study
Pada tahapan pertama ini, ada empat langkah kegiatan yang dapat dilakukan, sebagai berikut.
a.       Merekrut anggota kelompok dari guru, dosen, pejabat pendidikan, dan pemerhati pendidikan.
b.      Membuat komitmen untuk menyediakan waktu khusus guna mewujudkan atau mengimplementasikan LS.
c.       Menyusun jadwal pertemuan tertentu mengingat pertemuan sangat sering dan beragam.
d.      Menyetujui aturan main kelompok, antara lain bagaimana cara mengambil keputusan kelompok, bagaimana membagi tanggung jawab antaranggota kelompok, penggunaan waktu, dan bagaimana menyampaikan saran, termasuk bagaimana menetapkan siapa yang menjadi fasilitator diskusi.
2.      Memfokuskan Lesson Study
a.       Menyepakati tema penelitian untuk Lesson Study. Tema penelitian dipilih dengan memperhatikan tiga hal. Pertama, bagaimana kualitas aktual para siswa saat sekarang. Kedua, apa kualitas ideal para siswa yang diinginkan di masa mendatang. Ketiga, adakah kesenjangan antara kualitas ideal dan kualitas aktual para siswa yang menjadi sasaran Lesson Study.
b.      Memilih mata pelajaran untuk Lesson Study. Sebagai panduan memilih mata pelajaran dapat menggunakan pertanyaan berikut. Pertama, mata pelajaran apa yang paling sulit bagi siswa. Kedua, mata pelajaran apa yang paling sulit diajarkan oleh guru. Ketiga, mata pelajaran apa yang ada pada kurikulum baru yang ingin dikuasai dan dipahami oleh guru.
c.       Memilih topik (unit) dan pelajaran (lesson). Topik yang dipilih sebaiknya adalah topik yang selalu sulit bagi siswa atau tidak disukai siswa, topik yang sulit diajarkan atau tidak disukai guru, atau topik yang baru dalam kurikulum. Setelah topik dipilih selanjutnya menetapkan tujuan topik tersebut. Berdasarkan tujuan topik ini ditetapkan beberapa pelajaran yang akan menunjang tercapainya tujuan topik tersebut.
3.      Merencanakan research lesson
Dalam merencanakan suatu RL, dilaksanakan tiga langkah kegiatan sebagai berikut.
a.       Mengkaji pelajaran-pelajaran yang sedang berlangsung atau yang sudah ada.
b.      Mengembangkan suatu rencana untuk memandu belajar. Rencana untuk memandu siswa belajar akan memandu pelaksanaan pembelajaran, pengamatan, dan diskusi tentang RL serta mengungkap temuan yang muncul selama LS berlangsung.
c.       Mengundang pakar dari luar (bila memungkinkan). Pakar bisa dari guru, dosen, atau peneliti yang memiliki pengetahuan tentang bidang studi dan atau bagaimana membelajarkannya.
4.      Membelajarkan dengan mengamati research lesson
RL yang telah direncanakan sudah dapat diimplementasikan dan diamati. Salah satu guru yang telah disepakati ditunjuk untuk membelajarkan pelajaran (lesson) yang sudah ditetapkan, sedangkan anggota kelompok lain sebagai pengamat. Pengamat berbagi tugas dan tugas utamanya adalah hanya untuk mempelajari pembelajaran yang berlangsung, bukan membantu siswa. Untuk mendokumentasikan research lesson dapat dilakukan dengan menggunakn audiotape, vediotape, handycam, kamera, karya siswa, dan catatan observasi naratif.
5.      Mendiskusikan dan menganalisis research lesson
RL yang sudah diimplementasikan perlu didiskusikan dan dianalisis. Diskusi dan analisis diharapkan memuat hal-hal sebagai berikut: refleksi instruktur, latar belakang anggota kelompok Lesson study, presentasi dan diskusi tentang data dari RL.
6.      Merefleksikan Lesson study dan merencanakan tahapan berikutnya
Dalam merefleksikan Lesson study perlu dipikirkan tentang apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa yang masih perlu diperbaiki. Selanjutnya perlu juga dipikirkan apa yang harus dilakukan kelompok Lesson study.
Terkait dengan penyelenggaraan Lesson study, Mulyana (2007) dalam Sudrajat (2009) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson study, yaitu Lesson study berbasis sekolah dan Lesson study berbasis MGMP. Lesson study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Lesson study merupakan alternatif pembinaan profesi guru melalui aktivitas-aktivitas kolaboratif dan berkelanjutan. Prinsip kolaborasi akan memfasilitasi para guru untuk membangun komunitas belajar yang efektif dan efesien, sedangkan prinsip berkelanjutan akan memberi peluang bagi guru untuk menjadi masyarakat belajar sepanjang hayat. Dua hal ini sangat penting bagi guru dalam menjalankan perannya sebagai sosok panutan dan yang dipercaya oleh siswa di sekolah.
Lesson study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Ciri-ciri dari Lesson study yaitu adanya: (a) tujuan bersama untuk jangka panjang; (b) materi pelajaran yang penting; (c) studi tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi pembelajaran secara langsung. Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson study.
Penyelenggaraan LS dapat dilakukan dalam dua tipe: (a) LS berbasis sekolah; dan (a) LS berbasis MGMP. Lesson study dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act). Lesson study juga dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) see.



B.     Saran
Begitu amat pentingnya Lesson Study dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya di Indonesia, penulis menyarankan supaya kegiatan Lesson Study dapat terus dikembangkan.



DAFTAR PUSTAKA

Putu Ashintya Widhiartha. Lesson Study: Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan NonFormal. Surabaya: Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional IV Surabaya, 2008.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Slamet Mulyana. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat, 2007.
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson StudyLesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm, 3 Desember 2018.
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm, 3 Desember 2018.
Santyasa, I Wayan. 2009. “Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran”. Makalah disajikan dalam Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Nusa Penida, 24 Januari 2009. http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/IMPLEMENTASI_LESSON_STUDY.pdf, diakses 3 Desember 2018.
Sudrajat, Akhmad. 2008. “Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-pembelajaran/, diakses 3 Desember 2018.
Suri, Hairus. 2008. “Lesson Study: 3 Tahapan Lesson Study”. http://pembelajaran guru.wordpress.com/2008/05/24/lesson-study-%E2%80%93-3-tahapan-lesson-study/, diakses 3 Desember 2018.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiga Tipologi Orang dan Cara Terbaik Menyikapinya

KHUTBAH Khutbah Jumat: Tiga Tipologi Orang dan Cara Terbaik Menyikapinya Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ اَلْحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُل...