MAKALAH
“Manajemen Pendidikan”.
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas
Pada Mata Kuliah Perbandingan Sistem Pendidikan
Dosen :
Dr. H. Adjat
Sudradjat, M.Pd.
Dr. Ida
Tejawiani, M.Pd.
Disusun
Oleh :
Aas
Hasby Ash-Shiddiqie A
NIS.
4103810317101
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM
NUSANTARA
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dalam suatu sitem
Pemerintahan atau pelaksanaan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari
struktur dan icon-icon yang mendukung berjalannya kegiatan tersebut, selain
dari pada itu adanya ilmu-ilmu terapan yang dgunakan untuk mendukung sistem
tersebut yang kedepannya akan seperti apa, maka dari harus adanya manajemen,
begitupun dengan sistem pendidikan juga memerlukan manajemen pendidikan yang
dapat mendukung perkembangan pendidikan.
Manajemen
pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi-kan berbagai sumber daya
pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan
untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan impact yang
diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki
manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Pendidikan yang visioner,
memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari
sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan
Adapun beberapa
unsur dalam manajemen pendidikan diantaranya ada man yang artinya manusia dan
ada juga methode yaitu cara-cara yang digunakan dalam pengelolaan sebuah
sekolah atau pendidikan. Kemudian untuk mencapai kestabilan dalam pengelolaan
ada beberapa pendekatan yang dilakukan, kemudian pemakalah akan menjelaskan
sejarah munculnya manajemen Pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa saja
pendekatan yang digunakan dalam manajemen pendidikan ?
2.
Bagaimana
sejarah berkembangnya manajmen pendidikan?
3.
Apa saja
berbagai disiplin ilmu yang dapat mendukung manajemen pendidikan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui dan menganalisis pndekatan yang digunakan dalam manajemen pendidikan
2.
Untuk
mengetahui latar belakang sejarang adanya manajemen pendidikan
3.
Untuk
mengetahui berbagai disiplin ilmu yang dapat mendukung manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metodologi,
Pendekatan yang di gunakan dalam Manajemen Pendidikan
1.
Pengertian
Manajemen Pendidikan
Manajemen
pendidikan menurut Purwanto adalah semua kegiatan sekolah dari yang meliputi
usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-usaha
besar koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol kelengkapan, dan
seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana. Seperti menjaga
sekolah dan lain sebagainya.
Nawawi (1983: 3)
mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dlam bidang
penidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berencana dan sisitematis yang diselengarakan di lingkungan tertentu
lembaga pendidikan formal.
Dapat disimpulkan
dari beberapa pendapat para ahli bahwa manajemen pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja
sama kelompok manusia yang bergabung dalam organisasi pendidikan yang telah di
tetapkan sebelumnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan
fungsi-fungsi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efesien.
2.
Fungsi
Manajemen
Fungsi merupakan
suatu besaran yang berhubungan jika besaran satu berubah maka besaran yang lain
pun berubah[1] pada
dasarnya fungsi manajmen ini sangat mengait dengan tujuan manajemen dimana
tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir. Titik akhir atau segala sesuatu
yang di capai. Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah yang perlu di
tempuh melalui manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan kontrol/ evaluasi. Empat fungsi dalam manajemen ini akan memantu
dalam upaya pencapaian tujuan.
a.
Planing, perencanaan
dalam suatu lembaga sangatlah essensial, karena dalam kenyataanya perecanaan
memegang [eranan yang lebih penting di bandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya.
Ada empat tahapan dalam menetapkan perencanaan yaitu: 1]. Menetapkan tujuan ata
serangkaian tujuan 2) merumuskan keadaan saat ini 3) mengidentifikasi segala
kemudahan, ekuatan, kelemahan seta hambatan untuk mengukur kemampuan dalam
mencapai tujuan. 4) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan tahap akhir dalam proses pengembangan meliputi pengembangan
berbagai alternatif kegiiatan untuk mencapai tujuan.
b.
Pengorganisasian,
pengertian organisasi memeiliki dua pengertian, yan pertama menandakan suatu
lembaga atau kelompok fungsional. Pngertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian.\adapun Prinsip=prinsip Organisasi
1)
memiliki tujuan
yang jelas
2)
adanya kesatuan
arah
3)
adanyanya keseimbangan antara wewenang dan
tanggungjawab
4)
adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan
5)
bersifat
relatif dan permanen
6)
adanya jaminan
keamanan pada anggota
7)
adanya tanggung jawab dan serta tata kerja
yang jelas dan struktur organisasi[2].
c.
Pengarahan
(Direction), pengarahan atau bimbingan (direction) berarti memelihara, menjaga
setiap personil, baik secara struktural maupun secara fungsional. Agar setiap
kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.
Dalam realitasnya pengarahan dapat berbentuk sebagai berikut
1)
memberikan dan
menjelaskan tujuan
2)
memberikan
petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan
3)
memebrikan
kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan kecakapan dan keahlian untuk
lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi.
4)
memberikan
kesempatan kepada para anggota dalam menunjukan organisasi berdasarkan
inisiatif dan kreatifitas masing-masing.
5)
memberikan
koreksi agar setiap personil melakukan tugas-tugasnya secara efesien.
d.
Kontrol/
Evaluasi, kontrol dalamkegiatan berarti mengukur tingkat efektivitas kerja
personil dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat bantu tertantu dalam
usaha mencapai tujuan[3]mengamati
tingkat efektivitas maksudnya menilai tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan apakah telah menghasilka sesuatu seperti direncanakan atau
sekurang-kurangnya, apakah kegiatan itu telah berjalan diatas rel yang
sebenarnya dan tidak menyimpang dari perencanaan atau tujuan yang telah di
tetapkan.
Sedang mengamati tingkat
efesiensi maksudnya menilai tindakan-tindakan/ atau kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan itu apakah merupakan cara yang terbaik atau paling tidak untuk
mencapai hasil yang sebesar-besarnya.
3.
Pendekatan
Manajemen
Bahwa semua
aktivitas berkaitan satu sama lain dan dapat diidentifikasikan sebagai
sisten-sistem yang mebentuk sebuah pola atau jalinan-jalinan yang seluruh aspek
dan tindakan mengarahkan berbagai macam aktivitas kerja dapat dimengerti dan
dimanfaatkan sebaiknya. [4]
Tradisi meniru
dalam memimpin (mencoba) dengan cara yang lebih sesuai dengan zaman yang
mula-mula lebih dipentingkan dari segi teknis komersil,dan administrasi,
kemudian merambah kepada bidang perburuan dan kemanusiaan pada umumnya.
Manajemen haruslah
diselengarakan seefesien mungkin dengan dasar yang dianut karena setiap manajer
memiliki filsafat hidup sendiri dengan demikian sehingga hendaknya selalu
berupaya mencapai efesiensi semaksimal mungkin serta di dasarkanpada hubungan
manusia dan Tuhan. Bukn semata-mata ditinjukan kepada tingkah laku manusia
untuk memenuhi kebutuhan.
Ada beberapa pendekatan yang pelu di perhatikan antara lain:
a.
pendekatan
proses,pendekatan proses dikenal dalam manajemen dengan berbagai sebutan secara
universal, fungsional, tradinsional atau klasikal prinsip-prinsip umum manajmen
yang muncul sebagai ciri khusus pendekatan proses klasik, yaitu: a. Kesatuan
komando b. Kesamaan kewenangandan tanggung jawab. Tentang kendali yang
terbatas, d. Pendelegasian hal-hal yang rutin.
b.
Pendekatan
kuantitatif, pendekatan ini sering disebut manajemen sains, yang lebih
memfokuskan dari sudat padang model matematika dan proses kuantitatif. Yang
paling tepat mewakili pendekatan ini adalah teknik matematika dan operaton
resarch. Teknik-teknik riset semakin penting sebagai rasional sebagai untuk
pembuatan keputusan. Teknik manajemen sains digunakan untuk penganggaran modal,
schedule produksi, strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber
manusia dan sebagainya.
c.
Pendekatan
Sistem,Segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling bergantung suatu
sitem tergantung elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan yang
lain. Tetapi apabila elemen tersebut beriteraksi. Maka akan membentuk satu
kesatuan yang menyeluruh Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub
sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang
secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan
sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.Pada proses
selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen
pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang
baru.Sehingga fenomena dapat dianalisa
dan disajikan dari sudut pandangan sistem. Konsep sistem telah digunakan dalam
manajemen seperti halnya analisa tentang interaksi antar manusia dan mesin,
teori informasi berkaitan dengan pandangan sistem walaupun demikian penekanan
secara langsung terhadap studi, analisis, manajemen sebagai suatu sistem.
d.
Pendekatan
kontigensi, pendekatan yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep yang dari
berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan yang nyata yang sering ditemui
metode yang sangat efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan
dengan baik situasi-situasi lainnya. Pendekatan yang melaksanakan kerjasama
antara lingkungan dan teori dan mencoba menjembatani kesenjangan yang ada untuk
di praktekan (nyata) misalnya, jika nilai-nilai sosial yang berlaku
berorientasi nonmaterialistik kebebasan, dan organisasi memperkerjakan pegawai
yang profesional dalam situasi operasi teknologi tinggi, maka gaya partisipatif
gaya kepemimpinan terbuka dan akan merupakan hal yang efektif dalam pencapai
tujuan
e.
Pendekatan
Perilaku, hubungan manusia muncul karena karyawan tidak selalu mengikuti
pola-pola perilaku yang rasional. Kemudian kelompok kerja informasi lingkungan
sosial juga mempunyai pengaruh besar terhadap produktivitas makhluk sosial
dimotivasi oleh kebutuhan sosial. Keinginan akan hungan timbal balik dalam
pekerjaan, pendekatan perilaku ini sangat berpengaruh dalam proses manajemen
khususnya dalam proses peningkatan produktivitas suatu organisasi. Ilmu
psikologi sosial sangat berperan dalam upaya memahami perilaku idividu dalam
kaitannya dengan lingkungan serta bagian ilmu pengetahuan sosiologi adalah
studi tentang perilaku dalam kelompok, dan hubungan antara individu.
B.
Metode-metode
dalam menejement pendidikan
Manajemen
meningkatkan mutu berbasis sekolah sangat berkaitan dengan sekolah efektif.
Pada prinsipnya menyaratkan adanya keluasan sekolah untuk mengelola dan
mengambil keputusan secara mandiri. Keputusan yang dibuat sekolah sangat
menentukan kualitas proses yang ada didalamnya, untuk mengimplementasikan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah atau madrasah ini perlu di perlukan
metode atau strategi yang bisa di terapkan stragi yang di terapkan sebagai
berikut:
1.
komitemen
kepala sekolah sebagai manager dalam meningkatkan mutu
2.
membentuk
Teamwork sebagai penggerak mutu
3.
membuat
Evaluasi Diri
4.
Membuat
perencanaan sekolah berbasis mutu
5.
memberdayakan seluruh komponen sekolah dalam
melaksanakan program-program mutu
6.
melaksanakan
kontrol manajerial dalam pengendalian mutu kinerja
7.
melaksanakan perbaikan terus menerus
C.
Disiplin Ilmu yang
mendukung Manajemen Pendidikan
Sesuatu dikatakan
sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri yang jika mempunyai objek kajian
yang jelas. Objek kajian itu terdiri dari objek formal dan objek material.
Objek kajian ini yang membedakan ilmu satu dengan yang lainnya.
Objek material
adalah bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan.
Objek material juga berarti hal yang diselidiki, disorot, atau dipandang oleh
suatu disiplin ilmu. Objek material kajian manajemen pendidikan adalah manusia
Objek formal
adalah sudut pandang yang ditunjukan pada bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang
dari mana objek material itu disorot. Sebuah ilmu pengetahuan dengan
mudah diketahui dengan mengetahui objek formalnya. Objek formal manajemen pendidikan adalah
keteraturan pengaturan atau keserasian dalam pelaksanaan pendidikan.
Penjelasan
tersebut menunjukan bahwa manajemen pendidikan mempunyai bahasan yang jelas
terkait dengan pengaturan dan keserasian dalam organisasi. Manajemen pendidikan
merupakan disiplin ilmu terapan (opplied science) dari kelompok ilmu-ilmu
sosial (humaniora), karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsipnya
diterapkan untuk meningkatkan kebaikan hidup manusia.
D.
Konsep
Manajemen sebagai Ilmu
Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk mengetahui mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Manajemen merupakan ilmu
pengetahuan juga dalam artian bahwa manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu
pengetahuan lain dalam penerapannya; missal, ilmu ekonomi, statistik,
akuntansi, dan sebagainya.
Manajemen sebagai
ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang
mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
Menurut Gulick
(1965) manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki
serangkaian teori, meskipun teori-teori tersebut masih terlalu umum dan
subjektif. Tahun 1976 Adam Smith menyatakan tentang pembagian kerja titik kunci
badan usaha, kemudian Henry Fayol mengemukakan pentingnya administrasi. Disusul
Follet dengan perilaku dinamikanya, Mac weber dengan birokrasinya, Elton Mayo,
Maslow, Mc. Gregor, dan Chris Agris dengan studi perilakunya. Menurut Gulick
manajemen menjadi suatu ilmu, jika teori-trorinya mampu menuntun manajer dengan
memberikan kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan
memungkinkan mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya.Manajemen bukan
hanya ilmu tapi juga seni. Menurut Mary Parker Follet manajemen sebagai
seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Selanjutnya manajemen
sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsut yaitu pandangan, pengetahuan teknis,
dan komunikasi. ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen.Oleh karena
itu keterampilan dalam manajemen perlu dikembangkan melalui pelatihan seperti
yang dilakukan oleh seniman.
Kombinasi ini
tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dala proporsi yang bermacam-macam. Pada
umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan Ilmiah dalam
pembuatan keputusan, apalagi dengan berkembangnya peralatan
komputer. Marry Parker FoUett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dilain pihak dalam banyak
aspek perencenaan, kepemimpinan, komuniksi dan segala sesuatu yang menyangkut
unsur manusia, bagaimanapun manajer harus juga menggunakan pendekatan artistic
(Seni).
E.
Konsep dasar Manajemen
1.
Manajemen
sebagai ilmu
Manajemen
sering diartikan sebagai ilmu. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena
manajemen dipandang suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana mencapai sasaran melalui cara – cara dengan
mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Manajemen memerlukan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan lain dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Manajemen dalam upaya mencapai tujuannya
berdasarkan kaidah ilmiah dan sistematis.
2.
Manajemen
sebagai seni
Diartikan bahwa
manajer dalam mencapai tujuan banyak dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan
pribadi, bakat dan karakternya.
3.
Manajemen
sebagai proses
Manajemen
sebagai proses karena dalam mencapai tujuan menggunakan serangkaian kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Manajemen sebagai proses
lebih diarahkan pada proses mengelola dan mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan,
atau serangkain aktivitas dalam rangka mencapai tujuan.
4.
Manajemen
sebagai profesi
Manajemen
sebagai profesi penekankan pada kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dengan
menggunakan keahlian-keahlian tertentu. Keahlian-keahlian tersebut diperoleh
karena telah memenuhi syarat atau standart tertentu dan diakui oleh masyarakat.
Dengan keahlian tersebut seseorang dapat memperoleh suatu status. Selain itu
manajemen dipandang profesi karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
profesional dituntun oleh suatu kode etik. Manajemen telah dipelajarai
lama dan telah dikaji, diorganisasikan menjadi suatu rangkaian teori.
F.
Sejarah
Manajemn Pendidikan
Berbicara
akan sejarah manajemen pendidikan tidak akan terlepas dari ilmu filsafat
sebagai induk dari segala disiplin Ilmu dan peristiwa revolusi industri. Yang
akan coba saya paparkan satu persatu secara singkat, Sebelum abad ke-18,
terjadi 2 peristiwa penting yang menjadi cikal bakal dari sejarah manajemen
terutama dalam ilmu manajemen.
1. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja
(division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang
spesifik. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith
mengatakan bahwa dengan sepuluh orang, perusahaan peniti dapat menghasilkan
kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja
sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila
mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dgn meningkatnya keterampilan
& kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yg terbuang dalam pergantian
tugas, & menciptakan mesin & penemuan lain yg dapat menghemat tenaga
kerja.
2. Peristiwa
penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yg berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari
rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kapada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, &
lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Sejarah
manajemen pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan sejarah filsafat, hal ini
dikarenakan bahwa filsafat merupakan induk segala disiplin ilmu yang kemudian
dari filsafat itu muncullah disiplin-disiplin ilmu yang berkembang hingga saat
ini. sehingga bisa dikatakan bahwa filsafat merupakan induk segala ilmu
pengetahuan Pada abad ke 18 seiring munculnya negara-negara maju, muncul pula
cabang ilmu pengetahuan yaitu manajemen, yang semula masih segan diakui sebagai
ilmu penegetahuan (Azhari,2008). Kelahiran ilmu manajemen tersebut kemudian
diadopsi oleh dunia pendidikan yang kemudian muncul sintesis manajemen
pendidikanSebelum membawa persoalan filsafat manajemen kepada permasalahan
pendidikan, perlu dijelaskan mengenai filsafat ilmu manajemen itu sendiri.
Filsafat ilmu manajemen merupakan ilmu yang menyelidiki tentang segala sesuatu
dalam manajemen: mengenai hakekat, bagai mana cara mendapatkannya, dan apa
manfaatnya .
Setiap
pembahasan tentang gejala atau objek suatu ilmu ( termasuk manajemen pendidikan)
tidak bisa dilepaskan akan hakikat suatu disiplin ilmu itu. Oleh karena itu
berbicara sejarah majamen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari filsafat yang
dimana didalam setiap pembahasan tentang segala atau objek ilmu mempunyai
ciri-ciri spesipik diantaranya
1. Pertama
landasan ontologis
manajemen pendidikan.
Aspek realitas yang dijangkau teori dan manajemen pendidikan melalui
penelusuran panca indra adalah dunia pangalaman manusia secara empirik baik
berupa tingkat kualitas maupun kuantitas hasil yang dicapai ilmu manajemen
membahas ilmu tentang prilaku individu dalam sistem ( organisasi ). Begitu kita
berbicara prilaku individu, maka ada individual behavior, group behavior,
system behavior.filsafat manajemen pendidikan bisa dianggap sebagai bagian terpenting
dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk
menentukan pemecahan permasalahan manajerial lembaga pendidikan
2. Kedua
landasan epistimologi manajemen pendidikan. Pengertian manajemen pendidikan
menurut husaini dalam Azahri 2008 adalah seni atau ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari definisi tentang manajemen pendidikan diatas secara simple dapatdimengerti
bahwa manajemen pendidikan merupakan proses pengelolaan terhadap lembaga pendidikan
dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar serta hal-hal yang terkait untuk
mencapai tujuan pendidikan secara epektif dan efisien.
Landasan epistemologi
diperlukan dalam manajemen pendidikan atau pakar manajemen pendidikan dalam
rangka mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung jawab dalam
sebuah research. Pengumpulan data dilapangan mungkin bisa dilakukan oleh tenaga
pemula. Namun telaah atas objek formil ilmu manajemen pendidikan tersebut
memerlukan pendekatan fenomoenologis yang akan menjalin studi empirik dengan
studi kualitatif-fenomenologis.
3. Landasan
aksiologi manajemen pendidikan. Aksiologi adalah suatu pengetahuan yang menguji
dan mengintegrasikan semua nilai-nilai dalam kehidupan manusia. Demikian halnya
dalam manajemn pendidikan, nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam diri para
pemimpin pendidikan, guru, pegawai, dan peserta didik. Sesuai dengan tujuannya,
manfaat manajemen pendidikan menurut husainidalam azhar adalah
·
Terwujudnya suasana
belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan
·
Terciptanya peserta didik
yang aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
·
Terpenuhinya salah satu
dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
·
Tercapainya tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien
·
Terbekalinya tenaga
kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (
tertunjangnya propesi sebagai manajer pendidikan atau konsultan manajemen
pendidikan
·
Teratasinya masalah mutu
manajemen
BAB III
SIMPULAN
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama kelompok manusia yang bergabung
dalam organisasi pendidikan yang telah di tetapkan sebelumnya dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungsi manajemen agar
tercapainya tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah
bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial,
filsafat dan matematika.
Manajemen pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan (opplied
science) dari kelompok ilmu-ilmu sosial (humaniora), karena kemanfaatannya
hanya ada apabila prinsip-prinsipnya diterapkan untuk meningkatkan kebaikan
hidup manusia.
Dengan
demikian dapat dimengerti bahwa kemampuan teori manajemen pendidikan tidak
hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan
dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses penyadaran dan
pembudayaan manusia secara beradab. Oleh sebab itu nilai manajemen pendidikan
tidak hanya bersipat intrinsic sebagai ilmu seperti halnya seni untuk seni, melainkan
jika nilai ektrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan bertindak
dalam peraktek melalui kontrol terhadap pengaruh yang negatif dan meningkatkan
pengaruh yang pisitif dalam lingkungan pendidikan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah bin haris budiyono. Pengantar
majemen , yogyakarta: Graha ilmu,2004
Ngalim Purwanto, Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, hal 17
E. Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003)
Kadarmansi dan
Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1992).
Fatah,
nanang. Landasan manajemen pendidikan ,cet ke 9 , bandung: remaja rosadakarya,
2008.
Jurnal
majemen pendidikan islam STAIN tulungangung ( TA’ALLUM, 2 November 2011)
http://m4n4n4.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-managemen-dan-managemen.html
https://www.kompasiana.com/nurinawati/manajemen-pendidikan_55006103a33311e572510ac3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar