Sabtu, 23 Maret 2019

Sistem Manajemen Pendidikan



MAKALAH
Manajemen Pendidikan”.


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah Perbandingan Sistem Pendidikan



Dosen :
Dr. H. Adjat Sudradjat, M.Pd.
Dr. Ida Tejawiani, M.Pd.




Disusun Oleh :
Aas Hasby Ash-Shiddiqie A
NIS. 4103810317101


SEKOLAH  PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA 
BANDUNG
2018



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
            Dalam suatu sitem Pemerintahan atau pelaksanaan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari struktur dan icon-icon yang mendukung berjalannya kegiatan tersebut, selain dari pada itu adanya ilmu-ilmu terapan yang dgunakan untuk mendukung sistem tersebut yang kedepannya akan seperti apa, maka dari harus adanya manajemen, begitupun dengan sistem pendidikan juga memerlukan manajemen pendidikan yang dapat mendukung perkembangan pendidikan.
            Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi-kan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan impact yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan
            Adapun beberapa unsur dalam manajemen pendidikan diantaranya ada man yang artinya manusia dan ada juga methode yaitu cara-cara yang digunakan dalam pengelolaan sebuah sekolah atau pendidikan. Kemudian untuk mencapai kestabilan dalam pengelolaan ada beberapa pendekatan yang dilakukan, kemudian pemakalah akan menjelaskan sejarah munculnya manajemen Pendidikan.


B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa saja pendekatan yang digunakan dalam manajemen pendidikan ?
2.      Bagaimana sejarah berkembangnya manajmen pendidikan?
3.      Apa saja berbagai disiplin ilmu yang dapat mendukung manajemen pendidikan?

C.    Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dan menganalisis pndekatan yang digunakan dalam manajemen pendidikan
2.      Untuk mengetahui latar belakang sejarang adanya manajemen pendidikan
3.      Untuk mengetahui berbagai disiplin ilmu yang dapat mendukung manajemen pendidikan.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Metodologi, Pendekatan yang di gunakan dalam Manajemen Pendidikan
1.      Pengertian Manajemen Pendidikan
            Manajemen pendidikan menurut Purwanto adalah semua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-usaha besar koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol kelengkapan, dan seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana. Seperti menjaga sekolah dan lain sebagainya.
            Nawawi (1983: 3) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dlam bidang penidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sisitematis yang diselengarakan di lingkungan tertentu lembaga pendidikan formal.
            Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli bahwa manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama kelompok manusia yang bergabung dalam organisasi pendidikan yang telah di tetapkan sebelumnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungsi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efesien.
2.      Fungsi Manajemen
            Fungsi merupakan suatu besaran yang berhubungan jika besaran satu berubah maka besaran yang lain pun berubah[1] pada dasarnya fungsi manajmen ini sangat mengait dengan tujuan manajemen dimana tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir. Titik akhir atau segala sesuatu yang di capai. Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah yang perlu di tempuh melalui manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan kontrol/ evaluasi. Empat fungsi dalam manajemen ini akan memantu dalam upaya pencapaian tujuan.
a.       Planing, perencanaan dalam suatu lembaga sangatlah essensial, karena dalam kenyataanya perecanaan memegang [eranan yang lebih penting di bandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Ada empat tahapan dalam menetapkan perencanaan yaitu: 1]. Menetapkan tujuan ata serangkaian tujuan 2) merumuskan keadaan saat ini 3) mengidentifikasi segala kemudahan, ekuatan, kelemahan seta hambatan untuk mengukur kemampuan dalam mencapai tujuan. 4) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tahap akhir dalam proses pengembangan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiiatan untuk mencapai tujuan.
b.      Pengorganisasian, pengertian organisasi memeiliki dua pengertian, yan pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional. Pngertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian.\adapun Prinsip=prinsip Organisasi
1)      memiliki tujuan yang jelas
2)      adanya kesatuan arah
3)       adanyanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab
4)       adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
5)      bersifat relatif dan permanen
6)      adanya jaminan keamanan pada anggota
7)       adanya tanggung jawab dan serta tata kerja yang jelas dan struktur organisasi[2].
c.       Pengarahan (Direction), pengarahan atau bimbingan (direction) berarti memelihara, menjaga setiap personil, baik secara struktural maupun secara fungsional. Agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.
Dalam realitasnya pengarahan dapat berbentuk sebagai berikut
1)      memberikan dan menjelaskan tujuan
2)      memberikan petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan
3)      memebrikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan kecakapan dan keahlian untuk lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi.
4)      memberikan kesempatan kepada para anggota dalam menunjukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreatifitas masing-masing.
5)      memberikan koreksi agar setiap personil melakukan tugas-tugasnya secara efesien.
d.      Kontrol/ Evaluasi, kontrol dalamkegiatan berarti mengukur tingkat efektivitas kerja personil dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat bantu tertantu dalam usaha mencapai tujuan[3]mengamati tingkat efektivitas maksudnya menilai tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan apakah telah menghasilka sesuatu seperti direncanakan atau sekurang-kurangnya, apakah kegiatan itu telah berjalan diatas rel yang sebenarnya dan tidak menyimpang dari perencanaan atau tujuan yang telah di tetapkan.
            Sedang mengamati tingkat efesiensi maksudnya menilai tindakan-tindakan/ atau kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan itu apakah merupakan cara yang terbaik atau paling tidak untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya.
3.      Pendekatan Manajemen
            Bahwa semua aktivitas berkaitan satu sama lain dan dapat diidentifikasikan sebagai sisten-sistem yang mebentuk sebuah pola atau jalinan-jalinan yang seluruh aspek dan tindakan mengarahkan berbagai macam aktivitas kerja dapat dimengerti dan dimanfaatkan sebaiknya. [4]
            Tradisi meniru dalam memimpin (mencoba) dengan cara yang lebih sesuai dengan zaman yang mula-mula lebih dipentingkan dari segi teknis komersil,dan administrasi, kemudian merambah kepada bidang perburuan dan kemanusiaan pada umumnya.
            Manajemen haruslah diselengarakan seefesien mungkin dengan dasar yang dianut karena setiap manajer memiliki filsafat hidup sendiri dengan demikian sehingga hendaknya selalu berupaya mencapai efesiensi semaksimal mungkin serta di dasarkanpada hubungan manusia dan Tuhan. Bukn semata-mata ditinjukan kepada tingkah laku manusia untuk memenuhi kebutuhan.
Ada beberapa pendekatan yang pelu di perhatikan  antara lain:
a.       pendekatan proses,pendekatan proses dikenal dalam manajemen dengan berbagai sebutan secara universal, fungsional, tradinsional atau klasikal prinsip-prinsip umum manajmen yang muncul sebagai ciri khusus pendekatan proses klasik, yaitu: a. Kesatuan komando b. Kesamaan kewenangandan tanggung jawab. Tentang kendali yang terbatas, d. Pendelegasian hal-hal yang rutin.
b.      Pendekatan kuantitatif, pendekatan ini sering disebut manajemen sains, yang lebih memfokuskan dari sudat padang model matematika dan proses kuantitatif. Yang paling tepat mewakili pendekatan ini adalah teknik matematika dan operaton resarch. Teknik-teknik riset semakin penting sebagai rasional sebagai untuk pembuatan keputusan. Teknik manajemen sains digunakan untuk penganggaran modal, schedule produksi, strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber manusia dan sebagainya.
c.       Pendekatan Sistem,Segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling bergantung suatu sitem tergantung elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain. Tetapi apabila elemen tersebut beriteraksi. Maka akan membentuk satu kesatuan yang menyeluruh Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang baru.Sehingga fenomena dapat dianalisa dan disajikan dari sudut pandangan sistem. Konsep sistem telah digunakan dalam manajemen seperti halnya analisa tentang interaksi antar manusia dan mesin, teori informasi berkaitan dengan pandangan sistem walaupun demikian penekanan secara langsung terhadap studi, analisis, manajemen sebagai suatu sistem.
d.      Pendekatan kontigensi, pendekatan yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep yang dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan yang nyata yang sering ditemui metode yang sangat efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan dengan baik situasi-situasi lainnya. Pendekatan yang melaksanakan kerjasama antara lingkungan dan teori dan mencoba menjembatani kesenjangan yang ada untuk di praktekan (nyata) misalnya, jika nilai-nilai sosial yang berlaku berorientasi nonmaterialistik kebebasan, dan organisasi memperkerjakan pegawai yang profesional dalam situasi operasi teknologi tinggi, maka gaya partisipatif gaya kepemimpinan terbuka dan akan merupakan hal yang efektif dalam pencapai tujuan
e.       Pendekatan Perilaku, hubungan manusia muncul karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Kemudian kelompok kerja informasi lingkungan sosial juga mempunyai pengaruh besar terhadap produktivitas makhluk sosial dimotivasi oleh kebutuhan sosial. Keinginan akan hungan timbal balik dalam pekerjaan, pendekatan perilaku ini sangat berpengaruh dalam proses manajemen khususnya dalam proses peningkatan produktivitas suatu organisasi. Ilmu psikologi sosial sangat berperan dalam upaya memahami perilaku idividu dalam kaitannya dengan lingkungan serta bagian ilmu pengetahuan sosiologi adalah studi tentang perilaku dalam kelompok, dan hubungan antara individu.

B.  Metode-metode dalam menejement pendidikan
            Manajemen meningkatkan mutu berbasis sekolah sangat berkaitan dengan sekolah efektif. Pada prinsipnya menyaratkan adanya keluasan sekolah untuk mengelola dan mengambil keputusan secara mandiri. Keputusan yang dibuat sekolah sangat menentukan kualitas proses yang ada didalamnya, untuk mengimplementasikan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah atau madrasah ini perlu di perlukan metode atau strategi yang bisa di terapkan stragi yang di terapkan sebagai berikut:
1.      komitemen kepala sekolah sebagai manager dalam meningkatkan mutu
2.      membentuk Teamwork sebagai penggerak mutu
3.      membuat Evaluasi Diri
4.      Membuat perencanaan sekolah berbasis mutu
5.       memberdayakan seluruh komponen sekolah dalam melaksanakan program-program mutu
6.      melaksanakan kontrol manajerial dalam pengendalian mutu kinerja
7.       melaksanakan perbaikan terus menerus

C.  Disiplin Ilmu yang mendukung Manajemen Pendidikan
            Sesuatu dikatakan sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri yang jika mempunyai objek kajian yang jelas. Objek kajian itu terdiri dari objek formal dan objek material. Objek kajian ini yang membedakan ilmu satu dengan yang lainnya.
            Objek material adalah bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Objek material juga berarti hal yang diselidiki, disorot, atau dipandang oleh suatu disiplin ilmu. Objek material kajian manajemen pendidikan adalah manusia
            Objek formal adalah sudut pandang yang ditunjukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang  dari mana objek material itu disorot. Sebuah ilmu pengetahuan dengan mudah diketahui dengan mengetahui objek formalnya. Objek  formal manajemen pendidikan adalah keteraturan pengaturan atau keserasian dalam pelaksanaan pendidikan.
            Penjelasan tersebut menunjukan bahwa manajemen pendidikan mempunyai bahasan yang jelas terkait dengan pengaturan dan keserasian dalam organisasi. Manajemen pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan (opplied science) dari kelompok ilmu-ilmu sosial (humaniora), karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsipnya diterapkan untuk meningkatkan kebaikan hidup manusia.

D.    Konsep Manajemen sebagai Ilmu
                Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk mengetahui mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Manajemen merupakan ilmu pengetahuan juga dalam artian bahwa manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya; missal, ilmu ekonomi, statistik, akuntansi, dan sebagainya.
            Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
            Menurut Gulick (1965) manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori tersebut masih terlalu umum dan subjektif. Tahun 1976 Adam Smith menyatakan tentang pembagian kerja titik kunci badan usaha, kemudian Henry Fayol mengemukakan pentingnya administrasi. Disusul Follet dengan perilaku dinamikanya, Mac weber dengan birokrasinya, Elton Mayo, Maslow, Mc. Gregor, dan Chris Agris dengan studi perilakunya. Menurut Gulick manajemen menjadi suatu ilmu, jika teori-trorinya mampu menuntun manajer dengan memberikan kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya.Manajemen bukan hanya ilmu tapi juga seni. Menurut Mary Parker Follet manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Selanjutnya manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsut yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen.Oleh karena itu keterampilan dalam manajemen perlu dikembangkan melalui pelatihan seperti yang dilakukan oleh seniman.
            Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dala proporsi yang bermacam-macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan Ilmiah dalam pembuatan keputusan, apalagi dengan berkembangnya peralatan komputer. Marry Parker FoUett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dilain pihak dalam banyak aspek perencenaan, kepemimpinan, komuniksi dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, bagaimanapun manajer harus juga menggunakan pendekatan artistic (Seni).
E.  Konsep dasar Manajemen
1.        Manajemen sebagai ilmu
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana mencapai sasaran melalui cara – cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Manajemen memerlukan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Manajemen dalam upaya mencapai tujuannya berdasarkan kaidah ilmiah dan sistematis.
2.         Manajemen sebagai seni
Diartikan bahwa manajer dalam mencapai tujuan banyak dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan pribadi, bakat dan karakternya.
3.         Manajemen sebagai proses
Manajemen sebagai proses karena dalam mencapai tujuan menggunakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Manajemen sebagai proses lebih diarahkan pada proses mengelola dan mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan, atau serangkain aktivitas dalam rangka mencapai tujuan.
4.         Manajemen sebagai profesi
Manajemen sebagai profesi penekankan pada kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan keahlian-keahlian tertentu. Keahlian-keahlian tersebut diperoleh karena telah memenuhi syarat atau standart tertentu dan diakui oleh masyarakat. Dengan keahlian tersebut seseorang dapat memperoleh suatu status. Selain itu manajemen dipandang profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik. Manajemen telah dipelajarai lama dan telah dikaji, diorganisasikan menjadi suatu rangkaian teori.

F.     Sejarah Manajemn Pendidikan
Berbicara akan sejarah manajemen pendidikan tidak akan terlepas dari ilmu filsafat sebagai induk dari segala disiplin Ilmu dan peristiwa revolusi industri. Yang akan coba saya paparkan satu persatu secara singkat, Sebelum abad ke-18, terjadi 2 peristiwa penting yang menjadi cikal bakal dari sejarah manajemen terutama dalam ilmu manajemen.
1.      Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang, perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dgn meningkatnya keterampilan & kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yg terbuang dalam pergantian tugas, & menciptakan mesin & penemuan lain yg dapat menghemat tenaga kerja.
2.      Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yg berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kapada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, & lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Sejarah manajemen pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan sejarah filsafat, hal ini dikarenakan bahwa filsafat merupakan induk segala disiplin ilmu yang kemudian dari filsafat itu muncullah disiplin-disiplin ilmu yang berkembang hingga saat ini. sehingga bisa dikatakan bahwa filsafat merupakan induk segala ilmu pengetahuan Pada abad ke 18 seiring munculnya negara-negara maju, muncul pula cabang ilmu pengetahuan yaitu manajemen, yang semula masih segan diakui sebagai ilmu penegetahuan (Azhari,2008). Kelahiran ilmu manajemen tersebut kemudian diadopsi oleh dunia pendidikan yang kemudian muncul sintesis manajemen pendidikanSebelum membawa persoalan filsafat manajemen kepada permasalahan pendidikan, perlu dijelaskan mengenai filsafat ilmu manajemen itu sendiri. Filsafat ilmu manajemen merupakan ilmu yang menyelidiki tentang segala sesuatu dalam manajemen: mengenai hakekat, bagai mana cara mendapatkannya, dan apa manfaatnya .
Setiap pembahasan tentang gejala atau objek suatu ilmu ( termasuk manajemen pendidikan) tidak bisa dilepaskan akan hakikat suatu disiplin ilmu itu. Oleh karena itu berbicara sejarah majamen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari filsafat yang dimana didalam setiap pembahasan tentang segala atau objek ilmu mempunyai ciri-ciri spesipik diantaranya
1.      Pertama landasan ontologis
manajemen pendidikan. Aspek realitas yang dijangkau teori dan manajemen pendidikan melalui penelusuran panca indra adalah dunia pangalaman manusia secara empirik baik berupa tingkat kualitas maupun kuantitas hasil yang dicapai ilmu manajemen membahas ilmu tentang prilaku individu dalam sistem ( organisasi ). Begitu kita berbicara prilaku individu, maka ada individual behavior, group behavior, system behavior.filsafat manajemen pendidikan bisa dianggap sebagai bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menentukan pemecahan permasalahan manajerial lembaga pendidikan
2.      Kedua landasan epistimologi manajemen pendidikan. Pengertian manajemen pendidikan menurut husaini dalam Azahri 2008 adalah seni atau ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari definisi tentang manajemen pendidikan diatas secara simple dapatdimengerti bahwa manajemen pendidikan merupakan proses pengelolaan terhadap lembaga pendidikan dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar serta hal-hal yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan secara epektif dan efisien.
Landasan epistemologi diperlukan dalam manajemen pendidikan atau pakar manajemen pendidikan dalam rangka mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung jawab dalam sebuah research. Pengumpulan data dilapangan mungkin bisa dilakukan oleh tenaga pemula. Namun telaah atas objek formil ilmu manajemen pendidikan tersebut memerlukan pendekatan fenomoenologis yang akan menjalin studi empirik dengan studi kualitatif-fenomenologis.
3.      Landasan aksiologi manajemen pendidikan. Aksiologi adalah suatu pengetahuan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai-nilai dalam kehidupan manusia. Demikian halnya dalam manajemn pendidikan, nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam diri para pemimpin pendidikan, guru, pegawai, dan peserta didik. Sesuai dengan tujuannya, manfaat manajemen pendidikan menurut husainidalam azhar adalah
·         Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
·         Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
·         Terpenuhinya salah satu dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
·         Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
·         Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan ( tertunjangnya propesi sebagai manajer pendidikan atau konsultan manajemen pendidikan
·         Teratasinya masalah mutu manajemen
           



BAB III
SIMPULAN

Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama kelompok manusia yang bergabung dalam organisasi pendidikan yang telah di tetapkan sebelumnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungsi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
Manajemen pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan (opplied science) dari kelompok ilmu-ilmu sosial (humaniora), karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsipnya diterapkan untuk meningkatkan kebaikan hidup manusia.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa kemampuan teori manajemen pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses penyadaran dan pembudayaan manusia secara beradab. Oleh sebab itu nilai manajemen pendidikan tidak hanya bersipat intrinsic sebagai ilmu seperti halnya seni untuk seni, melainkan jika nilai ektrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan bertindak dalam peraktek melalui kontrol terhadap pengaruh yang negatif dan meningkatkan pengaruh yang pisitif dalam lingkungan pendidikan








BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah bin haris budiyono. Pengantar majemen , yogyakarta: Graha ilmu,2004
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, hal 17
            E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003)
            Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992).
Fatah, nanang. Landasan manajemen pendidikan ,cet ke 9 , bandung: remaja rosadakarya, 2008.
Jurnal majemen pendidikan islam STAIN tulungangung ( TA’ALLUM, 2 November 2011)
            http://m4n4n4.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-managemen-dan-managemen.html
            https://www.kompasiana.com/nurinawati/manajemen-pendidikan_55006103a33311e572510ac3




                [1]Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992) hal. 32.
                [2] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, hal 17
                [3] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, hal. 37
                [4] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: remaja Rosdakarya, 2003) cet.3, hal 25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiga Tipologi Orang dan Cara Terbaik Menyikapinya

KHUTBAH Khutbah Jumat: Tiga Tipologi Orang dan Cara Terbaik Menyikapinya Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ اَلْحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُل...