Rabu, 20 Maret 2019

Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli & Konsep Kurikulum Sebagai Rencana Pelajaran dan Pengalaman



MAKALAH
PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI &
KONSEP KURIKULUM SEBAGAI RENCANA PELAJARAN DAN PENGALAMAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN KURIKULUM DAN PENILAIAN

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Ed
                                                               Dr. Ida Tejawiani, M.Pd

Logo SPs Uninus






                                                                                                                                        

Disusun oleh :
1.    AAS HASBY                                        : 4103810317101
2.    ABDULLAH SYAIFUL                     : 4103810317131
3.    YUSUF                                                 : 4103810317126

KELAS PERGUNU

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2018







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Pengertian dan konsep Kurikulum dalam pendidikan, menarik untuk di bahas. Istilah kurikulum telah menjadi istilah lazim dunia pendidikan dalam bahasa Indonesia. Secara etimologis atau asal kata, istilah ini merupakan serapan dari bahasa Yunani. Yang awalnya digunakan untuk dalam dunia olah raga, berasal  dari  kata “curir“ artinya pelari. Sementara “curere“ artinya  ditempuh  atau  berpacu. Yaitu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).[1]
Konsep kurikulum sudah ada sejak zaman Yunani kuno, yakni kumpulan beberapa mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa.
Mendasarkan pada makna yang terkandung dari beberapa uraian diatas, kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup; (1) SSejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3) program belajar (plan for learning) untuk siswa; (4) hasil belajar yang diharapkan. Dari rumusan tersebut, kurikulum diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan. Rumusan ini juga mengandaikan bahwa kurikulum diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi social siswa.[2]
Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian kurikulum berubah pandangan lama, atau sering juga disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian tadi mempunyai implikasi sebagai berikut: (1) kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran; (2) mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan berfikir; (3) mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau; (4) tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah; (5) adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama; (6) system penyampaian yang digunakan oleh guru adalah system penuangan (imposisi).[3]
Intinya ruang lingkup kurikulum adalah berkisar pada rencana pembelajaran. Berpijak dari latar belakang diatas, dalam upaya memahami lebih dalam tentang definisi kurikulum yang mencerminkan perkembangan dari zaman ke zaman dan konsep kurikulum sebagai rencana pelajaran dan pengalaman yang terkait didalamnya, disusunlah makalah ini dengan judul Pengertian dan Konsep Kurikulum Pendidikan.




B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.      Memaparkan pengertian kurikulum berdasarkan pandangan para ahli.
2.      Memaparkan fungsi kurikulum
3.      Memaparkan konsep kurikulum sebagai rencana pelajaran dan pengalaman dalam pendidikan.

C.    Sifat Kajian
Sifat kajian pada makalah ini merupakan kajian teori atau konsep dari suatu teori/konsep yang dipilih yakni definisi kurikulm berdasarkan pandangan para ahli dan konsep kurikulum sebagai rencana pelajaran dan pengalaman. Sehingga dalam pembahasannya, makalah ini mengutamakan pemaparan prinsip-prinsip dari teori yang diangkat.
Makalah ini bersifat deduktif, maka diadakan kajian yang sistematis dan kritis dari penerapan teori atau konsep-konsep dari teori Kurikulum untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan.

D.    Garis-garis Besar Kajian
Untuk memudahkan identifikasi dalam memahami isi kajian makalah ini, maka penyusun membuat garis-garis besar kajian konsep sebagai berikut:
1.      Pengertian Kurikulum Berdasarkan Pandangan Para Ahli
2.      Fungsi Kurikulum
3.      Konsep Kurikulum sebagai rencana pengajaran dan pengalaman dalam Pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum
Secara etimologis atau asal kata, istilah ini merupakan serapan dari bahasa Yunani. Yang awalnya digunakan untuk dalam dunia olah raga, berasal dari kata “curir” artinya pelari. Sementara “curere” artinya ditempuh atau berpacu. Yaitu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Kurikulum dapat didefinisikan melalui banyak cara. Berikut ini definisi kurikulm menurut beberapa ahli:
1.      Prof. Dr. S. Nasution, M. A.
Menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah / lembaga pendidikan.
2.      Drs. Cece Wijaya,dkk
Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan program dan kehidupan didalam sekolah.
3.      Definisi Kurikulum Menurut Murray Print (1993).
a.       Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan Yang Terencana.
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dal lain-lain yang dapat direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986).
b.      Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang diharapkan, kajian ini menekankan perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat (means) menjadi kurikulum sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends).
c.       Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural (Cultural Reproduction)
Pengembangan kurikulum semacam ini dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus, melalui lembaga penerus.
d.      Kurikulum sebagai Curere
Pandangan yang menekankan pada bentuk kata kerja kurikulum itu sendiri, yaitu curere. Sebagai pengganti interpretasi dari etimologi arena pacu atau lomba (race course) kurikulum, curere merujuk pada jalannya lomba dan menekankan masing-masing kapasitas individu untuk mengkonseptualisasi otobiografinya sendiri.
Masing-masing individu berusaha menemukan pengertian (meaning) ditengah-tengah berbagai peristiwa terakhir yang dialaminya, kemudian bergerak secara historis kedalam pengalamannya sendiri di masa lampau untuk memulihkan dan membentuk kembali pengalaman semula (to recover an reconstitute the origins), serta membayangkan dan menciptakan berbagai arah yang saling bergantung dengan subdivisi-subdivisi pendidikan lainnya.
4.      Definisi Kurikulum Menurut Beane, etc (1991)
Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi:
a.       Kurikulum sebagai produk
Merupakan hasil perencanaan, pengembangan, dan perekayasaan kurikulum.
b.      Kurikulum sebagai program
Secara esensial merupakan kurikulum yang berbentuk program-program pembelajaran secara riil.
c.       Kurikulum sebagai hasil belajar yang ingin dicapai oleh para siswa
Mendeskripsikan kurikulum sebagai pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap dan berbagai bentuk pemahaman thd. mata pelajaran.
d.      Kurikulum sebagai pengalaman belajar
Menempatkan pengalaman belajar sebagai hal yang sangat penting dalam pembelajaran.
5.      Definisi Kurikulum Menurut John Dewey
John Dewey (1902) sudah sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum dan hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa kurikulum dan anak didik merupakan dua hal yang berbeda tetapi kedua-duanya adalah proses tunggal dalam bidang pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajaranak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisir dengan baik yang biasanya disebut kurikulum.
6.      Definisi Kurikulum Menurut Hilda Taba
A curriculum usually contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates some selection and organization of content; it either implies or manifests certain patterns of learning and teaching, whether because the objectives demand them or because the content organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.
7.      Definisi Kurikulum Menurut Orlosky and Smith
Kurikulum adalah bagian dari program sekolah. Kurikulum berisi apa yang diharapkan pada siswa dalam pembelajaran.
8.      Definisi Kurikulum Menurut Inlow (1966)
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
9.      Definisi Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968)
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
10.  Definisi Kurikulum Menurut Beauchamp (1968)
Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.[4]
Berdasarkan pengertian diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli, kita bisa menyimpulkan bahwa kurikulum sebagai suatu program terencana yang komprehensif dan senantiasa terus berkembang mengikuti alur zaman yang bertujuan untuk memperoleh hasil belajar secara efektif dan efisien.

B.     Fungsi Kurikulum
Menurut Nurgiantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi tiga hal. Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disekolah. Misalnya, bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasuk strategi pembelajarannya. Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Fungsi lain kurikulum juga dapat menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di bawahnya. Ketiga, kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja, sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (akademis) disisi lain.[5]

C.    Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan
Menurut Sutrisno (2001, 12) disebutkan ada tiga konsep kurikulum, yaitu : (a) kurikulum sebagai substansi, (b) kurikulum sebagai sistem, dan (c) kurikulum sebagai bidang studi.
1.      kurikulum sebagai suatu sistem/tujuan. Yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatukurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistemkurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Mauritz Johnson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran. Yang membedakanantara keduanya yaitu pengajaran merupakan interaksi siswa dengan lingkungan sekitar,sedangkan kurikulum adalah rentetan hasil belajar yang diharapkan atau sebagai tujuan.
2.      kurikulum sebagai rancangan/rencana
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-muriddi sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi.
Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan denganmasyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatukabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara
Konsep kurikulum dalam pandangan John Dewey, kurikulum merupakan rekontruksi yang berkelanjutan. Dimulai dari pengalaman yang dimiliki murid kemudian direpresentasikan dalam pelajaran. Berdasarlan wawasan Dewey, bias ditarik kesimpulan bahwa rujukan utama penyusunan kurikulum adalah berakar dari pengalaman masing-masing siswa. Pendapat John Dewey ini juga diamini oleh beberapa pakar hingga tahun 1957. Hamper semua pakar kurikulum sepakat bahwa sumber kurikulum adalah pada pengalaman siswa.
Pandangan baru mengenai kurikulum terlihat dari pendapat Rinald C. Doll (1974) yang menyatakan bahwa ruang lingkup kurikulum semakin luas. Termasuk dalam hal isi dan proses kurikulum yang semakin melebar pemaknaan tentang pengalaman siswa juga ikut melebar, yaitu mencakup pengalaman di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat.[6]
Berbeda dan lebih jauh dari ahli diatas. Zais memberikan pandangannya tentang ruang lingkup kurikulum. Bahwa kurikulum mencangkup dua hal. Yaitu materi pembelajaran dan prosedur dalam proses pembelajaran. Sehingga kurikulum sudah dianggap memiliki kedudukan sentral dalam proses pembelajaran.
Konsep kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya mencakup tentang rencana pembelajaran saja. Akan tetapi juga mencakup tentang segala sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah, baik di dalam ataupun diluar kelas. Maka kurikulum bias diartikan juga sebagai identitas pendidikan yang mengatur tentang kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.[7]
Pengertian-pengertian dan gagasan-gagasan baru tentang kurikulum akan selalu muncul seiring perkembangan zaman. Teori-teori baru akan muncul karena manusia pemikir pendidikan memang tidak akan pernah merasa puas pada satu hakikat saja. Para ahli-ahli baru dalam bidang pendidikan akan muncul dan membawa serta teori-teori baru pendidikan.
Secara konseptual kurikulum secara garis besar mempunyai tiga ranah, yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi.[8]
1.      Kurikulum sebagai substansi, yaitu kurikulum dipandang sebagai rencana pendidikan di sekolah atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum digambarkan sebagai dokumen tertulis yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi yang telah disepakati dan disetujui bersama oleh para penyusun kurikulum dan pemangku kebijaksanaan dengan masyarakat.
2.      Kurikulum sebagai system, yaitu system kurikulum merupakan bagian dari system sekolah, system pendidikan, dan system masyarakat. Hasil dari system kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum. Kurikulum sebagai system mempunyai fungsi bagaimana cara memelihara kurikulum agar tetap berjalan dinamis.
3.      Kurikulum sebagai suatu bidang studi, kurikulum disini berfungsi sebagai suatu disiplin yang dikaji di lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi. Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang studi adalah untuk mengembangkan ilmu kurikulum dan system kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari tentang konsep dasar kurikulum. Mereka juga melakukan kegiatan penelitian dan percobaan guna menemukan hal-hal yang baru yang dapat memperkuat dan memperkaya bidang studi kurikulum.

a.      Kurikulum Sebagai Rencana Pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor menyatakan bahwa kurikulum dan pembelajaran bagaikan Romeo dan Juliet. Artinya, kurikulum tanpa pembelajaran sebagai rencana tidak akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan.
Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.
Berikut merupakan gambaran kaitan antara kurikulum dan pembelajaran.
1.      Model dualistis, pada model ini, kurikulum dan pembelajaran berdiri sendiri. Kurikulum yang seharusnya memjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan pembelajaran yang seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan kurikulum tidak terjadi.
2.      Model berkaitan, dalam model ini, kurikulum dengan pembelajaran saling barkaitan. Pada model ini, ada bagian kurikulum yang menjadi bagian dari pembelajaran, begitu juga sebaliknya.
3.      Model konsentris, pada model ini, keduanya memiliki hubungan dengan kemungkinan bahwa kurikulum adalah bagian dari pembelajaran atau pembelajaran adalah bagian dari kurikulum.
4.      Model siklus, pada model ini, antara kurikulum dan pembelajaran di anggap dua hal yang terpisah namun memiliki hubungan timbal balik. Di satu sisi, kurikulum merupakan rencana tertulis sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran, di sisi lain pembelajaran mempengaruhi pada perancangan kurikulum selanjutnya.


b.      Kurikulum Sebagai Rencana Pengalaman
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:
1.      Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
2.      Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan  sebagai pedoman penyelenggaraan  kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).[9]
3.      Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa)[10]
Kurikulum memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peran konservatif, perana kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat, dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa, kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan/seleksi, dan fungsi diagnostic.
Itulah sedikit informasi tentang konsep kurikulum dalam pendidikan yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat.


















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Pengertian Kurikulum diorganisis menjadi dua, kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk insitusi pendidikan yang isinya berupa proses dan kompetensi yang harus dimiliki. Selanjutnya kurikulum adalah seluruh pengalaman dibawah bimbingan dan arahan dari insitusi pendidikan yang membawa kedalam kondisi belajar.
2.      Konsep kurikulum meliputi sebagai subtansi yang dipandang sebagai rencana pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai, sebagai sistem yang merupakan bagian dari system persekolahan, pendidikan, bahkan masyarakat, dan sebagai bidang studi yang merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan system kurikulum.
3.      Kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
4.      Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni memiliki peran konservatif, kreatif, kritis dan evaluatif 





DAFTAR PUSTAKA

Anam Choirul, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sidoarjo: Qisthoh Digital Press, 2009
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Agustus, Rineka Cipta, 2004).
R, Dewantara. 2010. Pengertian dan Definisi Kurikulum. http://rinosusilodewantara.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-dan-definisi-kurikulum-dalam.html. Diakses pada 09 Oktober 2018.
Oemar Hamalik, Foundations of Curriculum , Jakarta : Bumi Aksara,2006
Kartikasari I Made, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, Bandung : Remaja Rosdakarya,1997
Simanjuntak, Juliper. Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008
Sukmadinata, . Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta : PT Raja Grafindo,1993
Hasibuan Lias, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan Jakarta: Gaung Persada, 2010
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian I Jakarta: PT Imperial   Bhakti Utama, 2007



[1] Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada, 2010), hal.2
[2] I Made Kartikasari, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1997), hal.1
[3] Juliper Simanjuntak, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, (Bandung : Angkasa Bandung, 1993), hal.4
[4] Dewantara, R. 2010. Pengertian dan Definisi Kurikulum. http://rinosusilodewantara.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-dan-definisi-kurikulum-dalam.html. Diakses pada 09 Oktober 2018.
[5] Simanjuntak, Juliper. Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008) hal.12
[6] Sukmadinata, . Pengembangan dan Inovasi Kurikulum,(Jakarta : PT Raja Grafindo,1993) hal. 4
[7] Choirul Anam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Sidoarjo: Qisthoh Digital Press, 2009), hal.2
[8] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian I (Jakarta: PT Imperial   Bhakti Utama, 2007), hal. 94
[9] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Agustus, Rineka Cipta, 2004), hlm. 95.
[10] Ibid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiga Tipologi Orang dan Cara Terbaik Menyikapinya

KHUTBAH Khutbah Jumat: Tiga Tipologi Orang dan Cara Terbaik Menyikapinya Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ اَلْحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُل...