MAKALAH
PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA
AHLI &
KONSEP
KURIKULUM SEBAGAI RENCANA PELAJARAN DAN PENGALAMAN
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN
KURIKULUM DAN PENILAIAN
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mulyani
Sumantri, M.Ed
Dr. Ida Tejawiani, M.Pd
Disusun oleh :
1.
AAS HASBY : 4103810317101
2.
ABDULLAH SYAIFUL :
4103810317131
3.
YUSUF :
4103810317126
KELAS PERGUNU
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum
adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut
serta kebutuhan lapangan kerja.
Pengertian
dan konsep Kurikulum dalam pendidikan, menarik untuk di bahas. Istilah
kurikulum telah menjadi istilah lazim dunia pendidikan dalam bahasa Indonesia.
Secara etimologis atau asal kata, istilah ini merupakan serapan dari bahasa Yunani.
Yang awalnya digunakan untuk dalam dunia olah raga, berasal dari
kata “curir“ artinya pelari. Sementara “curere“ artinya
ditempuh atau berpacu. Yaitu jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari.
Kurikulum
menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum
adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat
19).[1]
Konsep
kurikulum sudah ada sejak zaman Yunani kuno, yakni kumpulan beberapa mata
pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa.
Mendasarkan
pada makna yang terkandung dari beberapa uraian diatas, kurikulum sebagai
program pendidikan harus mencakup; (1) SSejumlah mata pelajaran atau organisasi
pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3) program belajar
(plan for learning) untuk siswa; (4)
hasil belajar yang diharapkan. Dari rumusan tersebut, kurikulum diartikan
sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang
diharapkan. Rumusan ini juga mengandaikan bahwa kurikulum diformulasikan
melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis yang diberikan
kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan pribadi dan kompetensi social siswa.[2]
Seiring
dengan perkembangan zaman, pengertian kurikulum berubah pandangan lama, atau
sering juga disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.
Pengertian tadi mempunyai implikasi sebagai berikut: (1) kurikulum terdiri atas
sejumlah mata pelajaran; (2) mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau
pengetahuan, sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk
mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan berfikir; (3) mata pelajaran
menggambarkan kebudayaan masa lampau; (4) tujuan mempelajari mata pelajaran
adalah untuk memperoleh ijazah; (5) adanya aspek keharusan bagi setiap siswa
untuk mempelajari mata pelajaran yang sama; (6) system penyampaian yang
digunakan oleh guru adalah system penuangan (imposisi).[3]
Intinya
ruang lingkup kurikulum adalah berkisar pada rencana pembelajaran. Berpijak
dari latar belakang diatas, dalam upaya memahami lebih dalam tentang definisi
kurikulum yang mencerminkan perkembangan dari zaman ke zaman dan konsep
kurikulum sebagai rencana pelajaran dan pengalaman yang terkait didalamnya,
disusunlah makalah ini dengan judul Pengertian dan Konsep Kurikulum Pendidikan.
B.
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun
dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.
Memaparkan
pengertian kurikulum berdasarkan pandangan para ahli.
2.
Memaparkan fungsi
kurikulum
3.
Memaparkan konsep
kurikulum sebagai rencana pelajaran dan pengalaman dalam pendidikan.
C.
Sifat Kajian
Sifat kajian pada makalah ini merupakan kajian teori
atau konsep dari suatu teori/konsep yang dipilih yakni definisi kurikulm
berdasarkan pandangan para ahli dan konsep kurikulum sebagai rencana pelajaran
dan pengalaman. Sehingga dalam pembahasannya, makalah ini mengutamakan
pemaparan prinsip-prinsip dari teori yang diangkat.
Makalah ini bersifat
deduktif, maka diadakan kajian yang sistematis dan kritis dari penerapan teori
atau konsep-konsep dari teori Kurikulum untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
dunia pendidikan.
D.
Garis-garis Besar Kajian
Untuk memudahkan identifikasi dalam
memahami isi kajian makalah ini, maka penyusun membuat garis-garis besar kajian
konsep sebagai berikut:
1.
Pengertian
Kurikulum Berdasarkan Pandangan Para Ahli
2.
Fungsi Kurikulum
3.
Konsep Kurikulum sebagai
rencana pengajaran dan pengalaman dalam Pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum
Secara etimologis atau asal kata,
istilah ini merupakan serapan dari bahasa Yunani. Yang awalnya digunakan untuk
dalam dunia olah raga, berasal dari kata “curir” artinya pelari. Sementara “curere” artinya ditempuh atau berpacu. Yaitu
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Kurikulum dapat
didefinisikan melalui banyak cara. Berikut ini definisi kurikulm menurut
beberapa ahli:
1. Prof. Dr. S. Nasution, M. A.
Menjelaskan
kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan
belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah /
lembaga pendidikan.
2. Drs. Cece Wijaya,dkk
Mengartikan
kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan program dan kehidupan
didalam sekolah.
3. Definisi
Kurikulum Menurut Murray Print (1993).
a. Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan Yang
Terencana.
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dal lain-lain yang dapat direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986).
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dal lain-lain yang dapat direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986).
b. Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang diharapkan,
kajian ini menekankan perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai
alat (means) menjadi kurikulum
sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends).
c. Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural (Cultural Reproduction)
Pengembangan kurikulum semacam ini dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus, melalui lembaga penerus.
Pengembangan kurikulum semacam ini dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus, melalui lembaga penerus.
d. Kurikulum sebagai Curere
Pandangan
yang menekankan pada bentuk kata kerja kurikulum itu sendiri, yaitu curere.
Sebagai pengganti interpretasi dari etimologi arena pacu atau lomba (race course) kurikulum, curere merujuk
pada jalannya lomba dan menekankan masing-masing kapasitas individu untuk
mengkonseptualisasi otobiografinya sendiri.
Masing-masing
individu berusaha menemukan pengertian (meaning)
ditengah-tengah berbagai peristiwa terakhir yang dialaminya, kemudian bergerak
secara historis kedalam pengalamannya sendiri di masa lampau untuk memulihkan
dan membentuk kembali pengalaman semula (to
recover an reconstitute the origins), serta membayangkan dan menciptakan
berbagai arah yang saling bergantung dengan subdivisi-subdivisi pendidikan
lainnya.
4.
Definisi Kurikulum
Menurut Beane, etc (1991)
Kurikulum yakni bahwa
konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang
meliputi:
a. Kurikulum sebagai produk
Merupakan
hasil perencanaan, pengembangan, dan perekayasaan kurikulum.
b. Kurikulum sebagai program
Secara
esensial merupakan kurikulum yang berbentuk program-program pembelajaran secara
riil.
c.
Kurikulum sebagai
hasil belajar yang ingin dicapai oleh para siswa
Mendeskripsikan kurikulum sebagai pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap dan berbagai bentuk pemahaman thd. mata pelajaran.
Mendeskripsikan kurikulum sebagai pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap dan berbagai bentuk pemahaman thd. mata pelajaran.
d.
Kurikulum sebagai
pengalaman belajar
Menempatkan pengalaman
belajar sebagai hal yang sangat penting dalam pembelajaran.
5. Definisi
Kurikulum Menurut John Dewey
John Dewey (1902) sudah
sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum dan hubungannya dengan anak
didik. Dewey menegaskan bahwa kurikulum dan anak didik merupakan dua hal yang
berbeda tetapi kedua-duanya adalah proses tunggal dalam bidang pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman
belajaranak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisir dengan
baik yang biasanya disebut kurikulum.
6. Definisi Kurikulum Menurut Hilda Taba
“A curriculum usually contains a statement of
aims and of specific objectives; it indicates some selection and organization
of content; it either implies or manifests certain patterns of learning and
teaching, whether because the objectives demand them or because the content
organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation of the
outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan
suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi,
implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.
7.
Definisi
Kurikulum Menurut Orlosky and Smith
Kurikulum adalah bagian dari program sekolah. Kurikulum
berisi apa yang diharapkan pada siswa dalam pembelajaran.
8.
Definisi
Kurikulum Menurut Inlow (1966)
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak
sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah
ditentukan.
9.
Definisi
Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968)
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
10. Definisi Kurikulum Menurut Beauchamp
(1968)
Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata
pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.[4]
Berdasarkan pengertian diatas yang telah dikemukakan
oleh para ahli, kita bisa menyimpulkan bahwa kurikulum sebagai suatu program
terencana yang komprehensif dan senantiasa terus berkembang mengikuti alur
zaman yang bertujuan untuk memperoleh hasil belajar secara efektif dan efisien.
B.
Fungsi Kurikulum
Menurut Nurgiantoro (1988 : 45-46),
bahwa kurikulum mempunyai fungsi tiga hal. Pertama, fungsi kurikulum bagi
sekolah terdiri dari alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan disekolah. Misalnya, bidang studi, alokasi waktu,
pokok bahasan, serta termasuk strategi pembelajarannya. Kedua, kurikulum dapat
mengontrol dan memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui
kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya
dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan
pengajaran sebelumnya. Fungsi lain kurikulum juga dapat menyiapkan tenaga
pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di bawahnya. Ketiga,
kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja,
sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Karena itu lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan
pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya (akademis) disisi lain.[5]
C.
Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan
Menurut Sutrisno (2001, 12) disebutkan ada tiga konsep
kurikulum, yaitu : (a) kurikulum sebagai substansi, (b) kurikulum sebagai sistem, dan (c) kurikulum
sebagai bidang studi.
1. kurikulum sebagai suatu
sistem/tujuan. Yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum
mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun
suatukurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari
suatu sistemkurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum
agar tetap dinamis.
Mauritz
Johnson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran. Yang membedakanantara
keduanya yaitu pengajaran merupakan interaksi siswa dengan lingkungan
sekitar,sedangkan kurikulum adalah rentetan hasil belajar yang diharapkan atau
sebagai tujuan.
2. kurikulum sebagai rancangan/rencana
Suatu
kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-muriddi sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar,kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi.
Suatu
kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil
persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan denganmasyarakat. Suatu kurikulum juga
dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatukabupaten, propinsi,
ataupun seluruh negara
Konsep kurikulum dalam pandangan
John Dewey, kurikulum merupakan rekontruksi yang berkelanjutan. Dimulai dari
pengalaman yang dimiliki murid kemudian direpresentasikan dalam pelajaran.
Berdasarlan wawasan Dewey, bias ditarik kesimpulan bahwa rujukan utama
penyusunan kurikulum adalah berakar dari pengalaman masing-masing siswa.
Pendapat John Dewey ini juga diamini oleh beberapa pakar hingga tahun 1957.
Hamper semua pakar kurikulum sepakat bahwa sumber kurikulum adalah pada
pengalaman siswa.
Pandangan baru mengenai kurikulum
terlihat dari pendapat Rinald C. Doll (1974) yang menyatakan bahwa ruang
lingkup kurikulum semakin luas. Termasuk dalam hal isi dan proses kurikulum
yang semakin melebar pemaknaan tentang pengalaman siswa juga ikut melebar,
yaitu mencakup pengalaman di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat.[6]
Berbeda dan lebih jauh dari ahli
diatas. Zais memberikan pandangannya tentang ruang lingkup kurikulum. Bahwa
kurikulum mencangkup dua hal. Yaitu materi pembelajaran dan prosedur dalam
proses pembelajaran. Sehingga kurikulum sudah dianggap memiliki kedudukan
sentral dalam proses pembelajaran.
Konsep kurikulum dalam arti luas
atau modern tidak hanya mencakup tentang rencana pembelajaran saja. Akan tetapi
juga mencakup tentang segala sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses
pendidikan di sekolah, baik di dalam ataupun diluar kelas. Maka kurikulum bias
diartikan juga sebagai identitas pendidikan yang mengatur tentang kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler.[7]
Pengertian-pengertian dan
gagasan-gagasan baru tentang kurikulum akan selalu muncul seiring perkembangan
zaman. Teori-teori baru akan muncul karena manusia pemikir pendidikan memang
tidak akan pernah merasa puas pada satu hakikat saja. Para ahli-ahli baru dalam
bidang pendidikan akan muncul dan membawa serta teori-teori baru pendidikan.
Secara konseptual kurikulum secara
garis besar mempunyai tiga ranah, yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum
sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi.[8]
1. Kurikulum sebagai substansi, yaitu
kurikulum dipandang sebagai rencana pendidikan di sekolah atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum digambarkan sebagai
dokumen tertulis yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi yang telah disepakati dan disetujui
bersama oleh para penyusun kurikulum dan pemangku kebijaksanaan dengan
masyarakat.
2. Kurikulum sebagai system, yaitu
system kurikulum merupakan bagian dari system sekolah, system pendidikan, dan
system masyarakat. Hasil dari system kurikulum adalah tersusunnya suatu
kurikulum. Kurikulum sebagai system mempunyai fungsi bagaimana cara memelihara
kurikulum agar tetap berjalan dinamis.
3. Kurikulum sebagai suatu bidang
studi, kurikulum disini berfungsi sebagai suatu disiplin yang dikaji di lembaga
pendidikan seperti perguruan tinggi. Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang
studi adalah untuk mengembangkan ilmu kurikulum dan system kurikulum. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum mempelajari tentang konsep dasar kurikulum. Mereka
juga melakukan kegiatan penelitian dan percobaan guna menemukan hal-hal yang
baru yang dapat memperkuat dan memperkaya bidang studi kurikulum.
a.
Kurikulum Sebagai Rencana Pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang
tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor menyatakan
bahwa kurikulum dan pembelajaran bagaikan Romeo dan Juliet. Artinya, kurikulum
tanpa pembelajaran sebagai rencana tidak akan efektif, atau bahkan bisa keluar
dari tujuan yang telah dirumuskan.
Di Indonesia
istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima
puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika
Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya
yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama
sama artinya dengan rencana pelajaran. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan
sebagai berikut ini. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah
suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan
program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan
lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu
kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi
segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan
sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman
sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar
secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan
oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.
Berikut merupakan gambaran kaitan antara kurikulum dan
pembelajaran.
1.
Model dualistis,
pada model ini, kurikulum dan pembelajaran berdiri sendiri. Kurikulum yang
seharusnya memjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu
juga dengan pembelajaran yang seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan
kurikulum tidak terjadi.
2.
Model berkaitan,
dalam model ini, kurikulum dengan pembelajaran saling barkaitan. Pada model
ini, ada bagian kurikulum yang menjadi bagian dari pembelajaran, begitu juga
sebaliknya.
3.
Model konsentris,
pada model ini, keduanya memiliki hubungan dengan kemungkinan bahwa kurikulum
adalah bagian dari pembelajaran atau pembelajaran adalah bagian dari kurikulum.
4.
Model siklus, pada
model ini, antara kurikulum dan pembelajaran di anggap dua hal yang terpisah
namun memiliki hubungan timbal balik. Di satu sisi, kurikulum merupakan rencana
tertulis sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran, di sisi lain pembelajaran
mempengaruhi pada perancangan kurikulum selanjutnya.
b.
Kurikulum Sebagai Rencana Pengalaman
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum
lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih
menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu
pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:
1. Pengertian itu
menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas
saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada
pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah
kurikulum.
2. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional).[9]
3. Kurikulum
pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun
bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di
perguruan tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa)[10]
Kurikulum memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis dalam mencapai
tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting,
yaitu peran konservatif, perana kritis atau evaluatif dan peranan kreatif.
Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum
menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat, dan pihak
siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa, kurikulum memiliki enam
fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi,
fungsi persiapan, fungsi pemilihan/seleksi, dan fungsi diagnostic.
Itulah
sedikit informasi tentang konsep kurikulum dalam pendidikan yang dapat saya
sampaikan semoga bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Pengertian
Kurikulum diorganisis menjadi dua, kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang
merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk
insitusi pendidikan yang isinya berupa proses dan kompetensi yang harus
dimiliki. Selanjutnya kurikulum adalah seluruh pengalaman dibawah bimbingan dan
arahan dari insitusi pendidikan yang membawa kedalam kondisi belajar.
2.
Konsep
kurikulum meliputi sebagai subtansi yang dipandang sebagai rencana pembelajaran
bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai, sebagai sistem yang
merupakan bagian dari system persekolahan, pendidikan, bahkan masyarakat, dan
sebagai bidang studi yang merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan
untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan system kurikulum.
3.
Kurikulum
berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan
pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise
atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses
pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai
suatu pedoman belajar.
4.
Kurikulum
berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni memiliki peran konservatif,
kreatif, kritis dan evaluatif
DAFTAR PUSTAKA
Anam Choirul, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sidoarjo: Qisthoh Digital Press, 2009
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Agustus, Rineka
Cipta, 2004).
R, Dewantara. 2010. Pengertian dan
Definisi Kurikulum. http://rinosusilodewantara.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-dan-definisi-kurikulum-dalam.html.
Diakses pada 09 Oktober 2018.
Oemar Hamalik, Foundations of
Curriculum , Jakarta : Bumi Aksara,2006
Kartikasari I Made, Pengertian
Peranan dan Fungsi Kurikulum, Bandung : Remaja Rosdakarya,1997
Simanjuntak, Juliper. Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum.
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008
Sukmadinata, . Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta :
PT Raja Grafindo,1993
Hasibuan Lias, Kurikulum dan
Pemikiran Pendidikan Jakarta: Gaung Persada, 2010
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP –
UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian I Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama, 2007
[1] Lias Hasibuan, Kurikulum dan
Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada, 2010), hal.2
[2] I Made Kartikasari, Pengertian
Peranan dan Fungsi Kurikulum, (Bandung
: Remaja Rosdakarya,1997), hal.1
[3] Juliper Simanjuntak, Pengertian
Peranan dan Fungsi Kurikulum, (Bandung
: Angkasa Bandung, 1993), hal.4
[4] Dewantara, R. 2010. Pengertian dan
Definisi Kurikulum. http://rinosusilodewantara.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-dan-definisi-kurikulum-dalam.html.
Diakses pada 09 Oktober 2018.
[5] Simanjuntak, Juliper. Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum.
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008) hal.12
[7] Choirul Anam, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Sidoarjo: Qisthoh Digital Press, 2009),
hal.2
[8] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP
– UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian I (Jakarta: PT Imperial
Bhakti Utama, 2007), hal. 94
[9]
Dakir, Perencanaan dan
Pengembangan Kurikulum, (Agustus, Rineka Cipta, 2004), hlm. 95.
[10] Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar